Di balik keberadaan sebuah rumah, terdapat elemen-elemen penting yang memegang peranan utama dalam menunjang struktur bangunan. Salah satu elemen tersebut adalah sloof beton, sebuah balok horizontal yang memiliki ketinggian 15-20 cm. Sloof ini biasanya digunakan sebagai pondasi batu kali atau sebagai balok pengikat pondasi tiang di rumah.
Namun, tidak semua sloof terbuat dari beton. Ada juga jenis sloof yang terbuat dari bata dan kayu, namun ketahanannya konon lebih rendah dibandingkan dengan sloof beton sehingga jarang digunakan.
Fungsi Utama Sloof Beton
Sloof beton memiliki beberapa fungsi utama dalam konstruksi rumah. Secara teknis, sloof berfungsi sebagai penghambat beban dinding, membagi beban dengan pondasi sehingga dinding bangunan lebih kokoh dan terhindar dari risiko retak. Selain itu, sloof juga:
- Menampung beban dari bagian dinding di atasnya, meliputi pintu dan jendela.
- Meratakan pembagian beban yang diterima oleh pondasi rumah agar tidak timpang.
- Pengikat antar kolom agar bangunan aman dari guncangan berat seperti gempa.
- Menahan material urugan tanah, pasangan keramik, dan lainnya agar sesuai perencanaan posisi.
- Ornomen tambahan untuk memperindah arsitektur bangunan jika dibuat menjorok ke luar.
Fungsi Sloof dari Segi Sosial
Tidak hanya dari segi teknis, keberadaan sloof beton juga memiliki fungsi sosial. Dengan membangun sloof, kamu memastikan ada kebutuhan besi tambahan yang bisa disediakan pasar. Selain itu, karena pemasangannya membutuhkan keahlian khusus maka tentu akan ada pekerja yang terlibat. Pembangunan sloof juga menjamin usia dinding rumah menjadi lebih panjang.
Cara Menghitung Kebutuhan Sloof
Ingin tahu bagaimana cara menghitung kebutuhan sloof di rumah satu lantai? Berikut adalah tipsnya:
- Untuk sloof berdimensi 15 cm x 20 cm, kamu membutuhkan empat buah besi tulangan dengan diameter 10 mm.
- Gunakan campuran semen, pasir, dan kerikil atau batu split dengan perbandingan 1:2:3 sebagai perekatnya.
- Tentukan volume pengerjaan untuk menghitung kebutuhan semen, pasir, dan kerikil sebagai perekatnya.
- Hitung kebutuhan semen dengan standar SNI semen, yaitu 276 kg semen per satu meter persegi konstruksi.
- Hitung kebutuhan pasir dengan standar 828 kg pasir per satu meter persegi konstruksi.
- Hitung kebutuhan kerikil dengan standar 1012 kg kerikil per satu meter konstruksi.
Perhatikan bahwa jangan sembarangan mengurangi perhitungan per meter bahan-bahan di atas karena bisa mempengaruhi kualitas perekat.