Pemerintah melalui Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 42 (1) menyatakan bahwa setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber lainnya, bahan-bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan. Salah satu sarana tersebut adalah alat peraga, yang memiliki fungsi penting dalam mempertinggi proses interaksi guru dengan peserta didik di lingkungan belajarnya.
Dalam konteks ini, sebagai guru matematika, saya berharap dapat memberikan pengalaman melalui benda-benda nyata (konkret) yang dapat digunakan sebagai jembatan bagi siswa untuk berpikir abstrak dan membantu dalam proses pembelajaran. Media alat peraga kartu domino adalah salah satu contoh media tersebut.
Ewby, et al. (2016: 308) menyatakan bahwa pembelajaran merupakan pemilihan dan pengaturan informasi, kegiatan, metode, dan media untuk membantu siswa mencapai tujuan belajar yang telah direncanakan. Alat peraga kartu domino adalah alat yang digunakan untuk membantu proses belajar mengajar sebagai pendukung kegiatan belajar mengajar.
Penggunaan alat peraga kartu domino bertujuan untuk memberikan wujud riil terhadap bahan yang dibicarakan dalam materi pembelajaran. Dengan demikian, siswa dapat memiliki pengalaman langsung dan lebih mudah memahami konsep matematika.
Kartu domino juga dapat membantu meningkatkan kualitas sensasi yang diterima oleh peserta didik. Ketika belajar dengan melakukan aktivitas menggunakan model atau belajar dari penyelidikan suatu benda, diharapkan peserta didik dapat mengingatnya lebih lama. Hal ini merupakan akibat dari peningkatan kualitas sensasi tersebut.
Boggan, Harper, dan Whitmire (2015: 5) menyatakan bahwa siswa pada segala tingkat pendidikan dan kemampuan akan mendapat keuntungan dari penggunaan alat peraga manipulatif. Dengan kata lain, penggunaan alat peraga manipulatif dapat berpengaruh positif terhadap kualitas pembelajaran.
Pengalaman saya dalam menggunakan media kartu domino sebagai media pembelajaran di kelas X TB1 SMK Negeri 1 Ampelgading adalah sangat positif. Guru terlebih dahulu membuat media kartu domino dengan materi sudut istimewa. Setelah peserta didik menyelesaikan soal tentang sudut istimewa dengan kartu domino tersebut, kemudian diberi waktu membuat kartu domino di rumah sehingga bisa belajar sendiri.
Kartu domino membuat peserta didik lebih aktif dan kreatif. Dalam penerapan media tersebut, guru tetap memantau dalam supaya suasana kelas tetap kondusif sehingga pembelajaran berjalan efektif.
Dengan demikian, kartu domino dapat menjadi salah satu contoh media pembelajaran yang efektif dan efisien dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas X TB1 SMK Negeri 1 Ampelgading.