=====================================================
Menurut Rifai, tidak ada pesta perkawinan yang lengkap tanpa lomba Domino. "Kalau disini lomba Gap sudah menjadi wajib, kalau tanpa lomba Domino biasanya warga malas ngumpul," ujarnya.
Tradisi lomba Domino menjelang kawinan bukan hanya terjadi di Kota Bengkulu, namun hampir menjadi tradisi di seluruh daerah di Bengkulu. Warga Bengkulu Selatan juga menjadikan Domino sebagai permainan utama saat menjelang pesta perkawinan.
"Lomba Domino sudah menjadi hiburan wajib, biasanya kalau ada pesta pernikahan, pemilik hajat selalu menyediakan Domino untuk warga yang bertandang sebelum hari pesta," kata Jon Hamid Warga Desa Muara Pulutan Seginim.
Domino juga menjadi tradisi karena mudah dimainkan dan tidak membutuhkan banyak modal. Harga satu unit Domino padat (Domino Batu) di pasaran di bandrol antara Rp 40.000-Rp. 50.000 per unit.
"Permainanya mudah, hampir seluruh masyarakat bisa memainkan anak SD pun bisa tapi kalau untuk mahir membutuhkan kecerdasan dan jam terbang, kalau kami disini [Manna] sering main berpasang-pasangan, permaianannya asyik dan mudah," jelas Jon.
Domino juga merambah dunia politik. Pada tahun lalu, salah seorang bakal calon Wali Kota Bengkulu Tam Tam Ail menggelar perlombaan Domino yang diikuti ratusan orang. Lomba Domino yang digelar bakal calon itu menyiapkan hadiah berupa peralatan elektronik dan uang pembinaan jutaan rupaih.
Lomba Domino yang digelar Tam Tam mampu menyerap massa dan menjadi ruang agenda politik. Bukan hanya itu, tidak jarang Caleg atau Calon Kepala Daerah yang menggelar acara atau pertemuan di rumah warga biasanya didahului atau diakhiri dengan perlombaan Domino.
Domino dan politik di Bengkulu sudah saling melekat saling isi dan saling butuh. Permainan Domino mampu menjadi magnet tersendiri terutama saat agenda politik membutuhkan kumpulan massa.
Fenomena ini menurut pengamat sejarah dan budaya Bengkulu Bennei Hakim Bernardie adalah hal yang lumrah terjadi dalam pergeseran budaya masyarakat. Menurutnya, budaya itu selalu berkembang di tengah-tengah masyarakat termasuk juga tradisi dalam permainan.
"Domino itu awalnya masuk Bengkulu sekitar tahun 70-an namun sangat familiar sejak sepuluh tahun terakhir, awalnya permainan Domino di Bengkulu hanya dimainkan saat berkumpul atau ngobrol, namun mulai bergeser menjadi permainan setengah wajib saat hajatan atau agenda politik," ujar penggiat sastra di Bengkulu itu.
Menurut pria yang akrab disapa Cik Ben itu, permainan Domino sebenarnya baik untuk masyarakat namun sering juga disalahgunkan untuk perjudian. "Domino itu soal hitungan angka-angka jadi sebenarnya baik untuk melatih kecerdasan tapi jangan sampai tradisi permainan Domino justru menggeser bahkan menenggelamkan permainan-permainan tradisional masyarakat Bengkulu, Itu juga perlu diperhatikan banyak budaya kita digeser tradisi asing yang berlahan-lahan hilang," kata Bennie.
Sumber: Iman SP Noya
Editor: Riki Susanto