Tingkat Pertumbuhan dan Nilai Tukar: Keterkaitan dengan Inflasi di Indonesia

Tingkat Pertumbuhan dan Nilai Tukar: Keterkaitan dengan Inflasi di Indonesia

Selama lebih dari dua dekade, tingkat pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita kawasan Asia Timur, termasuk Indonesia, meningkat lebih dari dua kali lipat dibandingkan dengan kawasan lainnya. Berdasarkan data pertumbuhan investasi riil Asia Timur yang dikutip dari World Bank-compound annual average growth selama 1990-1996, kelima negara di kawasan Asia Timur menunjukkan tingkat pertumbuhan yang tinggi.

Pembukaan sektor keuangan yang telah diluncurkan oleh Indonesia memberikan dampak positif bagi pembangunan ekonomi yang berkesinambungan. Berbagai kebijakan liberalisasi sektor keuangan tersebut dilakukan untuk memperlancar arus modal, sehingga dapat menunjang pembangunan ekonomi yang berkesinambungan.

Namun, pada tahun 1997-1998, kondisi ekonomi di Indonesia menjadi terpuruk. Terdapat beberapa kelemahan utama, yaitu:

  • Sistem keuangan yang terbuka namun tidak didukung oleh pengawasan yang baik.
  • Nilai tukar mata uang tetap yang efektif.
  • Aliran dana investasi asing yang masuk secara besar dan cepat, terutama pinjaman jangka pendek.

Aksi dalam membeli dollar bagi para debitur semakin memperburuk nilai tukar. Pembayaran utang menjadi lebih sulit dan meningkatkan ancaman tidak dapat membayar. Sehingga menyebabkan modal semakin deras keluar serta nilai tukar semakin jatuh, kelalaian dalam membayar utang luar negeri akhirnya terjadi.

Sektor keuangan Indonesia menjadi lemah dan memperparah permasalahan ekonomi Indonesia, terutama ketika terjadinya krisis. Dengan pengalaman pasar keuangan terbuka, perusahaan Indonesia mengajukan pinjaman langsung dari bank asing. Konsekuensinya, meskipun sistem perbankan Indonesia diperbaiki, krisis tetap meluas karena akar permasalahan krisis 1998 bukan berasal dari sektor perbankan.

Nilai tukar mata uang rupiah relatif stabil sebelum terjadinya krisis. Kondisi ekonomi yang kondusif memberikan kontribusi positif pada nilai tukar rupiah yang relatif stabil. Selain itu, tingkat inflasi yang stabil merupakan salah satu indikator yang memperkuat gambaran kondisi perekonomian Indonesia yang baik.

Namun, dalam hal politik Indonesia mengalami kendala yang menyangkut prinsip. Di mana kondisi Indonesia yang menganut sistem pemerintahan demokrasi, kenyataannya menganut sistem otoritarian. Hal tersebut kemudian ditambah dengan sikap Soeharto yang menjadikan kondisi perekonomian tersebut sebagai instrumen untuk melakukan tindakan KKN.

Dengan pertumbuhan perekonomian yang cukup menjanjikan, kebanyakan para ahli ekonomi menilai bahwa Indonesia tidak akan terkena krisis finansial. Krisis finansial Asia yang berdampak pada Indonesia awalnya karena Thailand pada Juli 1997 memutuskan untuk menghapus kebijakan nilai tukar mata uang tetap dan membiarkan mata uang Thailand untuk diperdagangkan secara bebas di pasar mata uang.

Hal ini kemudian menyebabkan baht mengalami devaluasi. Jatuhnya mata uang Thailand memberikan dampak yang sangat besar di kawasan Asia Timur khususnya Asia Tenggara, di mana negara-negara di kawasan ini termasuk Indonesia ikut masuk dalam pusaran krisis finansial.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.