Domino (2019)
Saya tidak mengerti kenapa film ini telah menerima begitu banyak ulasan negatif. Film ini seperti thriller awalnya, dan menurut saya, itu adalah sebuah film aksi yang bagus.
Saya menemukan sinematografi film ini bagus, akting memuaskan, dan adegan aksi membuat siapa pun terlibat. Contohnya, scene chasin' di atap gedung tersebut jelas menjadi sebuah penghormatan kepada Hitchcock (fitur yang ditemukan dalam banyak film De Palma), dan scene di mana penonton tiba-tiba sadar bahwa senjata protagonis ditinggalkan meskipun telah berada di tengah layar selama waktu yang lama adalah sangat cerdas. Adegan serang teror feminis yang pasti terinspirasi oleh serangan aktual teroris yang merekam diri mereka dalam waktu nyata, dan sebagai gantinya menjadi sesuatu yang baru bagi saya.
Saya menemukan pacing film ini decent, plot mudah diikuti, dan setting internasional yang ditambahkan membuatnya lebih menarik untuk saya. Adegan aksi terakhir, yang dimulai dengan tanda "Bolero" clone, adalah tipe De Palma: gerakan lambat, beberapa kejadian, semua sangat mengundang penonton.
Kritik utama saya adalah bahwa plot film ini tidak tampak sangat realistis, tetapi maka, dalam jenis film seperti ini, kita harus menyerah dan mempercayai. Film ini adalah sebuah pengamatan De Palma yang hampir di seluruh durasi, dan saya sarankan untuk para penggemar genre aksi thriller.
Virtuous or Vulgar: Sustainability
Sustainability: Virtuous or Vulgar?
Dalam Modul 2, Anda diminta membaca artikel berjudul "Sustainability: Virtuous or Vulgar?" oleh Vucetich, J.A & Nelson, M.P.
Dalam blog ini, kita ingin Anda mengomentari beberapa isu konten yang diangkat dalam teks. Apa yang dimaksudkan oleh penulis dengan "vulgar" dan "virtuous" sustainability?
Penulis mencatat bahwa "sustainability dapat menjadi schema utama untuk mendeskripsikan dan mengevaluasi apa artinya menjadi orang baik atau masyarakat yang baik dalam dunia kita sekarang" (hlm. 542). Apa pendapat Anda tentang proposi ini? Apakah terdapat isu etika terkait dengan itu?
Mengomentari artikel tersebut, saya berpikir bahwa penulis mencoba mengungkapkan beberapa kontradiksi antara nilai-nilai virtuous dan vulgarity dalam konteks sustainability. Mereka menunjukkan bagaimana "vulgar" sustainability dapat menjadi cara untuk mendapatkan keuntungan yang cepat tanpa mempertimbangkan dampak lingkungan, sementara "virtuous" sustainability berfokus pada nilai-nilai seperti keadilan, kesetiaan, dan komunitas.
Saya berpikir bahwa penulis memiliki poin yang kuat dalam menunjukkan bagaimana "vulgar" sustainability dapat menjadi cara untuk mengabaikan etika dan nilai-nilai sosial. Namun, saya juga berpikir bahwa "virtuous" sustainability memiliki potensi untuk menjadi cara untuk menciptakan perubahan positif dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Bagaimana Anda lihat tentang proposi ini? Apakah Anda setuju atau tidak dengan penulis bahwa "vulgar" sustainability dapat menjadi cara untuk mengabaikan etika dan nilai-nilai sosial, dan apakah Anda berpikir bahwa "virtuous" sustainability memiliki potensi untuk menciptakan perubahan positif?