TIMESINDONESIA, DENPASAR – Dalam upaya menangani dampak gempa Lombok yang melanda Provinsi Bali, Gubernur Bali, Made Mangku Pastika, meminta rumah sakit untuk memprioritaskan penanganan pasien yang berada di rumah sakit umum. Khususnya, rumah sakit yang dibawa keluar harus dipastikan memiliki cukup oksigen portabel dan menyiapkan tenda-tenda darurat untuk mengantisipasi situasi kepanikan jika terjadi gempa lagi.
"Terutama yang ada di rumah sakit ini, kita harus fasilitasi sedemikian rupa. Kalau di rumah sakit yang dibawa keluar ini kan oksigennya terbatas. Tidak bisa lama-lama. Karena oksigen portabel itu jumlah tidak seberapa dan bisa satu jam sudah habis oksigennya," ujarnya, Senin (6/8/2018).
Selain itu, Pastika juga meminta dinas terkait untuk menyiapkan genset dan peralatan lainnya untuk rumah sakit jika terjadi operasi gempa dan listrik mati. "Ini juga menjadi persoalan. Jadi aspek-aspek teknis itu harus kita antisipasi," tambah Pastika.
Gubernur Bali juga mengimbau bagi masyarakat Bali untuk tetap tenang menghadapi situasi tersebut. Selain itu, bagi warga yang berada di pesisir pantai agar tetap waspada. "Sejauh ini (aktivitas) berjalan normal tidak ada laporan atau kegiatan yang dibatalkan. Seperti penerbangan (pesawat) berjalan seperti biasa. Walaupun kemarin sempat ada kepanikan penumpang tapi waktu singkat kembali normal lagi," kata Pastika.
Menurut Pastika, wilayah Kabupaten Karangasem yang terdekat dengan Lombok paling besar terkena dampak gempa Lombok. "Ada beberapa Pelinggih atau Pura yang roboh dan juga rusak. Kalau kita yang lain kebanyakan hanya plafon-plafon saja," ujarnya.
Untuk korban gempa yang meninggal, Gubernur Bali mengungkapkan bahwa ada dua orang yang pertama seorang perempuan asal Karangasem, Ni Kadek Yuliani. Korban lain adalah pengunjung Resto Golden Palace Kuta di Jalan Raya Kuta, bermana Drs Witjaksono yang tercatat sebagai warga Jakarta kelahiran 1954.
Gubernur Bali juga mengatakan bahwa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali sedang melakukan penginvestigasi dan penilaian dampak gempa Lombok di Bali. "Untuk saat ini sedang diinvetalisir dimana yang perlu dilakukan tindakan segerah. Terutama, yang betul-betul rusak dan butuh pertolongan segera," ucapnya.
Sebagai informasi, gempa Lombok terjadi pada Minggu (5/8/2018) dengan kekuatan 7,0 SR dan sudah menelan korban jiwa meninggal dunia hingga 82 orang sesuai rilis BPBD Lombok.