Dalam sejarah politik dunia, terdapat beberapa teori yang berpengaruh dalam membuat keputusan strategis negara. Salah satu teori tersebut adalah teori domino, yang dikemukakan oleh Presiden Dwight D. Eisenhower pada tahun 1954.
Pada waktu itu, Vietnam sedang melalui konflik dengan komunis Ho Chi Minh dan pemerintah Prancis yang hendak mempertahankan kekuasaan di daerah tersebut. Eisenhower, dalam upayanya untuk memperoleh dukungan Kongres dan masyarakat Amerika Serikat, memberikan konferensi pers pada tanggal 7 April 1954. Dalam pidatonya, ia menjelaskan pentingnya Vietnam bagi AS.
Pertama-tama, Eisenhower menekankan nilai ekonomi Vietnam, yakni produksi bahan-bahan yang dibutuhkan dunia. Selain itu, ia juga memperhatikan kemungkinan bahwa banyak orang dapat jatuh di bawah diktatorisme yang tidak sesuai dengan nilai-nilai bebas.
Akhirnya, Eisenhower menjelaskan prinsip "falling domino". Ia mengatakan bahwa jika Vietnam jatuh ke tangan komunis, maka negara-negara lain di Asia Tenggara akan segera ikut jatuh. Dengan demikian, AS berhadapan dengan risiko kehilangan Indochina, Burma, Thailand, Semenanjung, dan Indonesia.
Pemahaman teori domino oleh Eisenhower mempengaruhi keputusan-keputusan politik Amerika Serikat dalam beberapa tahun kemudian. Pada tahun 1961-62, Presiden John F. Kennedy meningkatkan komitmen AS untuk mendukung pemerintahan Ngo Dinh Diem di Vietnam Selatan dan pihak-pihak non-komunis yang berjuang melawan perang saudara di Laos.
Pada tahun 1963, setelah kritik domestik terhadap Diem, Kennedy mundur dari dukungan langsung untuk Diem tapi tetap mempertahankan kepercayaan pada teori domino dan pentingnya menghentikan penyebaran komunisme di Asia Tenggara.
Dalam beberapa tahun kemudian, Presiden Lyndon B. Johnson juga menggunakan teori domino sebagai alasan untuk meningkatkan presensi militer AS di Vietnam. Namun, teori ini sekarang dianggap sebagai konsepsi yang tidak akurat dan gagal memahami tujuan sesungguhnya pemerintahan Ho Chi Minh.
Pada dasarnya, teori domino adalah konsepsi yang gagal memperhatikan sifat perjuangan North Vietnamese dan Viet Cong dalam Perang Vietnam. Dengan asumsi bahwa Ho Chi Minh adalah boneka Soviet Union dan China, pengambil keputusan AS gagal melihat bahwa tujuan sebenarnya pemerintahan Ho Chi Minh adalah kemerdekaan Vietnam, bukan penyebaran komunisme.
Sampai pada akhirnya, walaupun upaya AS untuk menghentikan penyebaran komunisme tidak berhasil dan North Vietnamese marching ke Saigon tahun 1975, komunisme tidak menyebar ke wilayah Asia Tenggara lainnya. Dengan perkecualian Laos dan Kamboja, negara-negara region lainnya tetap tidak jatuh ke tangan komunis.
Sumber:
- Domino Theory. ScienceDirect.
- Foreign Relations of the United States, 1952–1954, Indochina, Volume XIII, Part 1: Editorial Note. U.S. Department of State, Office of the Historian.
- World War II, Race, and the Southeast Asian Origins of the Domino Theory. Wilson Center.