Bulan ini, kita akan mengeksplorasi warna awan yang indah dan kompleks. Warna awan tergantung pada warna cahaya yang diterima oleh awn. Cahaya alam bumi berasal dari Matahari, yang memberikan cahaya putih. Cahaya putih ini menggabungkan semua warna dalam spektrum visible, yaitu rentangan warna yang kita lihat.
Masing-masing warna dalam spektrum visible mewakili gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang yang berbeda. Seiring panjang gelombang meningkat, warna berganti dari violet ke indigo, biru, hijau, kuning, oranye, merah, dan merah tua.
Cahaya visible hanya sebagian kecil dari spektrum elektromagnetik penuh. Sebagai gelombang cahaya panjangnya meningkat, energinya menurun. Artinya, gelombang cahaya yang membuat violet, indigo, dan biru memiliki tingkat energi yang lebih tinggi daripada warna kuning, oranye, dan merah.
Satu cara untuk melihat warna cahaya Matahari adalah dengan menggunakan prisma. Kecepatan cahaya menurun sedikit ketika memasuki prisma, sehingga mengalami pembengunan sedikit. Hal ini disebut refraksi. Derajat refraksi berbeda dengan tingkat energi setiap gelombang.
Gelombang cahaya yang paling rendah energy refraksinya kurang, sementara gelombang cahaya yang memiliki energy tinggi menunjukkan pembengunan yang lebih besar. Hasilnya adalah dispersi cahaya menjadi spektrum warna Rainbow.
Rainbow sebagian besar hasil dari cahaya Matahari yang memantul melalui tetesan hujan, yang berfungsi seperti prisma.
Jika cahaya Matahari putih, mengapa langit biru? Warna langit biru adalah hasil dari cahaya yang menyalip gas-gas di atmosfer dalam apa yang disebut Rayleigh Scattering.
Mie Scattering: Giving Clouds their White Appearance
Mie scattering is another type of scattering that gives clouds their white appearance.