Dalam beberapa hari terakhir, informasi yang menyebutkan tanaman hias sri rezeki mengandung racun mematikan telah beredar di media sosial. Konfirmasi Kompas.com dengan Kepala Divisi Tanaman dan Tata Hijau Departemen Arsitektur Lanskap, Institut Pertanian Bogor (IPB), Dr Ir Bambang Sulistyantara M Agr, tanaman tersebut sebenarnya adalah Dieffenbachia sp.
"Perlu diluruskan dulu mengenai nama tumbuhan itu adalah Dieffenbachia sp. Nama lokalnya macam-macam, selain sri rezeki, kalau di Jawa Barat dinamai balancing," kata Bambang kepada Kompas.com, Rabu (25/5/2022).
Bambang membenarkan bahwa tanaman tersebut memang mengandung racun. "Seperti di medsos itu, memang benar adalah tumbuhan yang beracun," ungkap dia.
Tanaman sri rezeki memang bukan tanaman konsumsi. Bambang mengatakan, perlu menelusuri penelitian terkait bahan aktif dalam tanaman tersebut untuk memberikan klaim bahwa ini bisa mengakibatkan kematian. "Saya belum mengetahui persis apakah berbahaya hingga menyebabkan kematian, perlu ditelusuri nama bahan aktifnya. Dapat ditelusuri dari laporan hasil penelitian," kata dia.
Salah satu penelitian mengenai racun dalam tanaman genus Dieffenbachia pernah diulas peneliti dari Universitas Duquesne. Dieffenbachia mengandung zat kimia yang disebut asam oksalat, yang juga terdapat pada banyak tanaman hias lainnya.
Kadar asam oksalat pada seluruh tanaman dan jus tanaman Dieffenbachia eksotika ada;aj 0,37 persen 0,15 persen, sementara untuk Dieffenbachia picta 0,21 persen dan 0,10 persen. Penelitian ini mengamati reaksi tikus albino Wistar terhadap pemberian jus dari tanaman tersebut ke dalam rongga mulut.
Hasilnya, sangat mirip dengan reaksi yang diamati pada manusia saat tanaman ini tertelan secara tidak sengaja. Dieffenbachia juga melepaskan enzim proteolitik. Pada paparan oral yang parah, rasa sakit dan pembengkakan dapat menyebabkan air liur berlebih, kesulitan menelan, dan sulit bicara.
Sementara, paparan pada kulit dapat menyebabkan ruam, pembengkakan, kemerahan, dan radang kulit. "Racun yang dirasakan adalah dari getahnya, jika tersentuh di kulit akan menimbulkan rasa gatal. Daya tahan orang itu sebenarnya berbeda-beda. Sifat meracuni akan semakin hebat jika masuk ke dalam sistem pembuluh darah," ucap Bambang.
Pertolongan pertama cukup dengan berkumur atau mencuci kulit yang terkena getah. Namun jika kondisi parah, maka cari bantuan medis. Kendati demikian, Bambang mengatakan, tanaman ini tidak berbahaya untuk ditanam asal tidak dikonsumsi.
"Ya selama tidak dimakan, ya masih dibilang aman, hanya gatal saja," kata dia. Kesimpulan adalah bahwa ada yang perlu diluruskan dari narasi yang menyebut tanaman hias sri rezeki mengandung racun mematikan. Tanaman Dieffenbachia sp betul beracun, tetapi perlu menelusuri penelitian terkait bahan aktif dalam tanaman tersebut untuk memberikan klaim bahwa ini bisa mengakibatkan kematian.
Efek racunnya pada kulit hanya gatal, atau yang paling parah radang kulit. Sementara jika tertelan, segera berkumur dan cari bantuan medis. Sri rezeki tidak berbahaya asal tidak dikonsumsi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp untuk dapat mengakses kanal berita Kompas.com.