Dalam beberapa bulan terakhir, peternak ayam aduan di Indonesia menghadapi kesulitan signifikan akibat pandemi Covid-19. Banyak peternak yang terpaksa menurunkan harga ayamnya untuk tetap menjual produknya, namun tidak semua berhasil. Kadek Sudiarta, seorang pria yang juga seorang ASN, mengungkapkan bahwa ia masih berusaha mempertahankan harga ayam aduan meskipun permintaan terhadap produknya sedang menurun.
"Saat pandemi Covid banyak peternak jual ayam dengan harga murah, namun kami tetap pertahankan harga. Justru permintaan ayam datang dari NTT, begitu pula sekarang menurut pandangan kami mungkin bisa saja dalam beberapa bulan kedepan situasi kembali normal," ungkap Kadek Sudiarta.
Namun, tidak semua peternak memiliki kemampuan untuk mempertahankan harga ayam aduan. Beberapa di antaranya terpaksa menjual produknya dengan harga murah untuk tetap dapat mencari penghasilan.
Salah seorang contoh adalah I Nyoman Artha, seorang pengungsi yang membawa 11 ekor ayam aduan peliharaannya ke posko pengungsian UPTD Pertanian Rendang. Ayam-ayam tersebut adalah hasil ternaknya sendiri yang merupakan hobinya sehari-hari di kampung halamannya.
"Ayam-ayam ini saya bawa dari kampung karena memang hobi ternak ayam aduan," ungkap I Nyoman Artha.
Sejak berada di pengungsian, Ayah telah menawarkan beberapa ekor ayam aduannya dengan harga yang berbeda-beda. Harga satuan ayam aduan mulai dari Rp 100.000 hingga Rp 500.000 tergantung jenis ayamnya.
"Selain itu harga pakan sekarang mahal jadi kemarin ada yang menawar silangan lensi setengah Bali 3 ekor Rp 1 juta belum saya lepas," paparnya.
Namun, tidak semua ayam ternaknya dapat dibawa ke pengungsian. Beberapa di antaranya masih tinggal di kampung halamannya dan telah mati karena tak ada yang memelihara atau bahkan dimakan anjing.
"Yang di rumah masih banyak, tetapi sekarang pasti tidak terawatt dan sudah dimakan anjing. Yang bisa saya bawa ya saya bawa ke pengungsian, yang tidak terpaksa saya tinggal," tandasnya.
Dalam situasi seperti ini, peternak ayam aduan harus berjuang keras untuk tetap dapat mempertahankan harga produknya. Namun, beberapa di antaranya masih memiliki keyakinan bahwa situasi kembali normal dalam beberapa bulan kedepan.
"Semisal saat pandemi Covid banyak peternak jual ayam dengan harga murah, namun kami tetap pertahankan harga," ungkap Kadek Sudiarta.
Artikel ini dikirimkan oleh Redaksi Bali Express.