Menyimak cerita tentang sosok Ki Panjang Mas, dosen Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Gadjah Mada, Rudy Wiratama, S.IP., M.A, mengungkapkan bahwa Ki Panjang Mas memiliki tiga sosok yang berbeda. Masing-masing memiliki peran dan signifikansi dalam kebudayaan Jawa.
Menurut Babad Panjang Mas, suami Ratu Malang merupakan seorang dalang dan menantu dari Kyai Wayah. Rudy Wiratama menjelaskan bahwa Ki Panjang Mas pertama memiliki nama lain Panjang Mas Carik, yang merupakan putra pertama dari Panembahan Juru Mayem dan dipercaya sebagai sekretaris oleh Sultan Agung.
"Panjang Mas yang pertama adalah sekretarisnya Sultan Agung. Nah, Panjang Mas yang pertama itu adalah putra dari Panembahan Juru Mayem. Kalau ditarik ke atas, dia adalah keturunan Juru Martani. Ki Juru Mertani itu adalah salah satu pendiri Mataram selain Ki Ageng Pemanahan, ayahnya Panembahan Senopati," ucap Rudy saat dihubungi detikJogja pada Kamis (14/12).
Rudy menuturkan bahwa Ki Panjang Mas Carik memiliki menantu bernama Kyai Ledok Jiwo yang merupakan seorang dalang. Menantunya ini mengabdi di Mataram dan juga memakai nama Panjang Mas. Dari menantunya, Ki Panjang Mas Carik memiliki cucu bernama Kyai Wayah.
"Panjang Mas (Carik) ini mempunyai menantu seorang dalang yang asalnya dari Gedug, namanya Kyai Ledok Jiwo yang kemudian setelah mengabdi di Mataram dia juga memakai nama mertuanya, Panjang Mas. Panjang Mas yang menikah dengan putri dari Pangeran Panjang Mas Carik tadi punya anak laki-laki yang diberi nama Kyai Wayah, Kyai Wayah juga seorang dalang," tuturnya.
Kyai Wayah ini mempunyai seorang anak perempuan yang kita sebut sebagai Ratu Malang. Ratu Malang ini kebetulan mempunyai suami seorang dalang, Kebetulan menantunya Kyai Wayah itu namanya Kyai Rogobondo juga disebut sebagai Panjang Mas.
Rudy mengungkapkan bahwa berdasarkan Babad Panjang Mas, suami dari Ratu Malang merupakan Ki Panjang Mas yang ketiga atau menantu dari Kyai Wayah. Untuk lokasi makam Ki Panjang Mas ketiga ini terdapat beberapa versi pendapat. Salah satu versi mengatakan makam Ki Panjang Mas ketiga berada di Gunung Kelir, sedangkan versi lainnya mengatakan bahwa makam yang berada di Gunung Kelir merupakan makam Ki Panjang Mas pertama atau Carik.
Menurut Rudy, Ratu Malang tidak dapat dianggap sebagai seorang sinden sebab tidak tercatat dalam babad. Selain itu, status Ratu Malang yang merupakan keluarga dari keraton dengan gelar Raden Ajeng tidak mungkin jika seorang sinden.
"Kalau dianggap sinden, bukan. Sinden itu profesi tersendiri dan mestinya kalau Ratu Malang itu sinden, ada tercatat di dalam babad kalau Ratu Malang itu seorang sinden, tapi kenyataannya tidak. Dan status beliau sebagai keluarga keraton ya, jadi Ratu Malang itu masih cucunya dari Panjang Mas Carik, paling tidak dia itu masih menyandang gelar Raden Ajeng. Di masa dahulu kan seorang Raden Ajeng kok menjalani profesi sebagai sinden yang identik dengan seniman keliling, kan bisa disimpulkan bahwa Ratu Malang itu bukan sinden," tegasnya.
Dengan demikian, Ki Panjang Mas memiliki tiga sosok yang berbeda dan signifikansi dalam kebudayaan Jawa. Masing-masing memiliki peran dan kontribusi pada masa lalu Mataram.