Dalam suasana yang penuh kekhawatiran, Penerbangan Lion Air dengan pesawat Boeing 737 Max 8 jatuh di laut Jawa, sekitar jam 6.20 pagi waktu Indonesia pada hari senin lalu. Pesawat tersebut terbang dari Jakarta menuju Pangkal Pinang, wilayah pertambangan, dan hanya beberapa menit kemudian pilot mengirimkan panggilan darurat ke tower kendali dan meminta kembali. Dalam beberapa detik, pesawat itu naik dan turun dengan kecepatan yang dramatis sebelum hilang kontak dan jatuh ke laut dari ketinggian sekitar 3.000 feet.
Saat ini, tim penyelamatan terus berlangsung untuk mencari fuselage, kotak hitam (black box), dan sisa-sisa korban yang tenggelam di bawah air. Dalam siaran pers pada hari Selasa pagi, Kepala Tentara Nasional Indonesia mengumumkan bahwa tim penyelamatan telah menemukan lokasi mungkin pesawat utama, yang diyakini memiliki kotak hitam.
Penerbangan Lion Air adalah sebuah Boeing 737 Max 8 yang masih baru, terbang dari Jakarta menuju Pangkal Pinang pada hari senin lalu. Pilot mengirimkan panggilan darurat ke tower kendali dan meminta kembali hanya beberapa menit setelah takeoff. Pesawat itu naik dan turun dengan kecepatan yang dramatis sebelum hilang kontak dan jatuh ke laut.
Para ahli penerbangan dan otoritas, termasuk Ketua Komite Keselamatan Transportasi Nasional Indonesia, mengatakan bahwa belum waktunya untuk spekulatif tentang penyebab kecelakaan. Lion Air telah memberikan informasi tentang pesawat dan logbook maintenance kepada otoritas.
Data penerbangan menunjukkan bahwa pesawat yang sama telah terbang abnormal sehari sebelumnya, dengan variasi ketinggian dan kecepatan yang tidak biasa selama takeoff. Pembawa acara TV Conchita Caroline, salah satu penumpang pada penerbangan yang sama, mengatakan dalam posting Instagram bahwa ia mendengar suara mesin yang aneh selama takeoff yang terus berlangsung sepanjang penerbangan.
Lion Air Group's CEO Edward Sirait mengatakan bahwa kesulitan teknis sebelumnya telah diatasi "sesuai prosedur" dan pesawat tersebut dinyatakan siap terbang oleh insinyur. Direktur Keselamatan Lion Air, Daniel Putut Kuncoro Adi, mengatakan pada wartawan pada hari Selasa malam bahwa semua Boeing 737 Max 8 yang dioperasikan oleh maskapai ini sedang diinspeksi.
Sementara itu, tim dari Boeing telah tiba di Indonesia untuk membantu penyelidikan dan akan berdiskusi pada hari Selasa. Dalam siaran pers, direktur penelitian Nasional, Dr. Sigit Nugroho, mengatakan bahwa timnya sedang bekerja keras untuk menemukan sisa-sisa pesawat dan memahami apa yang terjadi.
Saat ini, tim penyelamatan terdiri dari 50 penyelamat yang telah di-deploy ke lokasi kejadian, dilengkapi dengan peralatan sonar dan drone bawah air. Mereka sedang mencari fuselage, kotak hitam, dan sisa-sisa korban yang tenggelam di bawah air.
Pada hari Selasa, penyelamat-penyelamat mengumpulkan barang-barang milik penumpang, termasuk paspor, sepatu anak-anak, kartu identitas, dan lain-lain. Otoritas telah memeriksa isi-isi tersebut untuk membantu membuat identifikasi.
Saat ini, hanya sisa-sisa korban yang fragmenter telah ditemukan, dan mereka sedang dikirim ke Rumah Sakit Kesehatan Polri di Jakarta dalam ratusan kantong jenazah. Tim forensik akan mencoba membuat identifikasi.
Menurut Brigadir Jendral Arthur Tampi, Kepala Rumah Sakit Kesehatan Polri, hingga saat ini tidak ada sisa-sisa korban yang telah diidentifikasi atau cocok dengan daftar penumpang. "Tidak semua korban akan ditemukan," katanya.
Pada siaran pers lainnya, direktur Penyelamatan Nasional, Dr. Sigit Nugroho, mengatakan bahwa timnya sedang bekerja keras untuk menemukan sisa-sisa pesawat dan memahami apa yang terjadi. "Kami ingin mengetahui penyebab kecelakaan dan bagaimana kita dapat mencegah kejadian serupa di masa depan," katanya.
Penyelamatan akan terus berlangsung, sementara otoritas dan tim penyelamat bekerja keras untuk menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang tersisa.