Nanopartikel Logam Terisolasi dengan Surface Plasmon States: Menghasilkan Sinyal Raman yang Tinggi

Nanopartikel Logam Terisolasi dengan Surface Plasmon States: Menghasilkan Sinyal Raman yang Tinggi

Penelitian dalam bidang nanoteknologi telah mencapai kemajuan signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Salah satu contoh penelitian tersebut adalah penggunaan nanopartikel logam terisolasi dengan surface plasmon states untuk menghasilkan sinyal Raman yang tinggi.

Ide awal tentang pendekatan ini diusulkan oleh John Wessel, seorang ahli fisika teoretis. Ia menyarankan bahwa menggunakan ujung scanning probe untuk membentuk partikel nano terisolasi dengan surface plasmon states dapat digunakan untuk menghasilkan sinyal Raman yang tinggi.

Pada awalnya, penelitian Wessel bersifat teoritis namun telah menunjukkan kemajuan cukup besar pada efek ini secara eksperimental. Penelitian lain juga telah dilakukan dalam bidang ini, seperti penggunaan nanopartikel logam untuk menghasilkan sinyal fluoresen dan sinyal lainnya.

Namun, penelitian Wessel telah membuka jalan bagi kemajuan lebih lanjut dalam bidang ini. Ia menunjukkan bahwa dengan menggunakan ujung scanning probe yang sesuai, dapat meningkatkan sinyal Raman dari permukaan hingga 8 kali lipat.

Penelitian lain juga telah dilakukan untuk mendapatkan surface enhanced Raman spectrum dari molekul tunggal yang berkaitan dengan nanopartikel. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa dengan menggunakan nanopartikel logam terisolasi, dapat menghasilkan sinyal Raman yang tinggi dan presisi.

Penyelidikan Nanonics FM Glass Cantilever

Nanonics FM glass cantilever adalah salah satu contoh penyelidikan dalam bidang ini. Dalam penelitian tersebut, ujung scanning probe berujung nanopartikel emas 100 nm didekatkan ke styryl dye.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ujung tersebut dapat meningkatkan sinyal molekul setidaknya tiga kali lipat. Peningkatan yang tinggi juga ditunjukkan dengan adanya cincin difraksi di sekitar ujung emas, yang muncul dari generasi harmonik kedua yang intensi kemudian diinduksi dalam eksperimen peningkatan khusus.

Referensi

  • Renishaw.com

Abstract

Pada tahun 1834, John Scott Russel mengamati suatu gerak gelombang tunggal yang bergerak sepanjang kanal tanpa mengalami perubahan bentuk maupun pengurangan laju rambat. Dari hasil pengamatan tersebut Russel mampu menghasilkan gelombang serupa dalam suatu eksperimen dan mendapatkan bahwa laju gelombang tersebut sebanding dengan amplitudonya.

Fenomena ini membuat para peneliti lain melakukan penyelidikan apa dan bagaimana gelombang Russel dapat tejadi. Boussinesq (1872) dan Rayleigh (1876) berhasil memperaleh profil sech' pada gelombang Russel. Pada tahun 1895 Korteweg dan deVries mengajukan persamaan gelambang Russel, yang dikenal dengan persamaan KdV.

Penyelidikan selanjutnya mengenai KdV dilakukan Zabusky dan Kruskal (1965) yang berhasil mendapatkan solusi banyak gelombang Russel. Jika gelombang ini saling berinteraksi, maka masing-masing gelombang akan mempertahankan profil masing-masing. Hal ini memperlihatkan kelengkapan sifat partikel pada gelombang tersebut, sehingga oleh Zabusky dan Kruskal menamakan gelombang tersebut soliton.

Kata-kata kunci: nanopartikel logam terisolasi, surface plasmon states, sinyal Raman, near-field tips.