======================================================
Satu-satunya cara untuk pulang setelah bekerja di bandar judi adalah dengan mengirim uang tebusan Rp30 juta. Itulah yang saya lakukan, namun Allah memiliki rencana lain bagi saya. Dalam waktu 1,5 bulan, Tuhan menyelamatkan saya dengan cara tak disangka-sangka.
Dikirimlah seorang penagih utang ke rumah dan menemui orang tua saya. Dia mengaku dari Kredivo dan menagih utang Rp3,5 juta yang belum kunjung saya lunasi. Saya merasa tertangkap basah. Tak ada pilihan lain selain mengaku. Saya jelaskan pada orang tua bahwa sebenarnya saya bergulat dengan kecanduan judi. Itulah sebabnya banyak barang hilang termasuk angkringan yang mereka wariskan.
Saya juga ceritakan pada orang tua bahwa saya punya utang sekian puluh juta gara-gara slot. Mereka syok. Saya ceritakan juga pada orang tua bahwa saya sudah dropout dari kampus. Uang kuliah saya pakai judi. Utang saya yang berjuta-juta itu tersebar di beberapa teman, juga di Pinjol akulaku dan adakami.
Mendengar pengakuan dosa saya, orang tua jatuh sakit. Ibu masuk rumah sakit, tak berapa lama kemudian ayah menyusul. Darah tinggi mereka kumat. Ayah sampai dirawat inap seminggu lamanya. Ini benar-benar tamparan Tuhan yang menyadarkan saya untuk bertobat.
Saat menceritakan kisah ini, sudah hampir dua bulan saya benar-benar stop main judi. Saya tak menyangka ternyata saya bisa berhenti. Saat ini saya jadi banyak mendekatkan diri pada Tuhan dan keluarga. Juga pacar yang hingga hari ini masih mau menerima saya walau barang-barangnya sempat saya jual.
Teman-teman saya banyak yang menjauh dan jaga jarak. Tongkrongan judi juga sudah bubar karena pada lelah habis duit gara-gara slot online. Sekarang saya berusaha menata hidup seperti kembali dari nol. Keinginan terbesar saya saat ini adalah mendapat kerja dan melanjutkan kuliah, kalau bisa di teknik industri.
Memang benar kata orang, yang terbaik dari judi adalah berhenti. Saya tak menyangka harus merasakan sendiri betapa benarnya pemeo tersebut. Berhenti dari bandar sabu bukan hanya mengakhiri kecanduan, tapi juga menyelamatkan hidup dan masa depan.
Artikel ini ditulis oleh Ananda Badudu, seorang musisi dan penulis lepas yang berdomisili di Jakarta. Dia pernah bekerja sebagai jurnalis untuk TEMPO, VICE, dan berbagai media lain.
Kontak Kami
Jl. Tomang Raya No. 38, Jatipulo
Palmerah, Jakarta Barat 11430
Telepon: (021) 40000 312
Jam Kerja: Senin-Jumat 9:00-17:00
Email: [email protected]