Dalam artikel ini, kita akan membahas krisis dalam famili MarkDown, yaitu sebuah keluarga yang memiliki dua sisi: keluarga asli dan keluarga hotel. Saya, Ike, memiliki keberanian untuk membagi cerita-cerita tentang labor issues dan Civil Rights melalui karakter-karakter dalam serial ini.
Saya ingin menceritakan kisah-kisah dengan cara yang autentik dan organik. Salah satu karakter utama adalah Victor Lazaro, general manager dari hotel tersebut. Dalam tahun 1959, hanya ada 30.000 orang Cuba yang tinggal di Miami. Namun, enam bulan kemudian, setelah jatuhnya Castro, jumlah itu meningkat menjadi 250.000, dan kemudian berlangsung dengan cepat. Oleh karena itu, saya ingin menceritakan kisah-kisah tentang Cuban-American dalam serial ini.
Saya ingin membagi cerita-cerita tentang rasisme di Amerika Serikat. Miami adalah tempat pertama yang saya datangi. Saya memiliki teman-teman ketika saya masih siswa SMP, yaitu orang-orang Cuba yang datang ke Amerika sebagai profesional. Mereka yang dulunya menjadi pengacara atau hukum sekarang menjadi cook cepat. Orang tua mereka adalah sahabat-sahabat saya.
Saya juga ingin menceritakan kisah-kisah tentang keluarga saya sendiri. Ayah saya masih hidup, berusia 89 tahun. Ibu saya meninggal dunia dalam kecelakaan mobil lima tahun lalu. Namun, ia adalah Guru Tahunan Negara Florida dan guru di SMA tempat saya menempuh pendidikan. Saya memiliki ayah saya datang ke lokasi syuting dan ia sangat terkesan dengan set yang dibuat oleh tim produksi.
Saya juga ingin membagi cerita tentang masa lalu saya sendiri. Saya memiliki kenangan tentang ayah saya yang dulu mengajar balalaika, sebuah alat musik Yahudi Rusia, di kursi-kursi lipat di South Beach. Dan saya punya scene dalam serial ini bahwa enam atau tujuh pria Yahudi bermain balalaika di bawah sinar matahari terbenam dan bangunan deco yang indah.
Saya ingin membagi cerita-cerita tentang rasisme dan diskriminasi, serta kisah-kisah tentang Cuban-American. Dan saya percaya bahwa dengan cara yang autentik dan organik, maka serial ini dapat menjadi lebih dalam dan lebih berisi.
Sumber:
- Alyssa Rosenberg, "The Family Drama at the Heart of 'Magic City'", The Washington Post (2022)