Dalam upaya meningkatkan kualitas layanan dan meningkatkan pertumbuhan, PT Bank MNC Internasional Tbk (MNC Bank) berhasil meningkatkan lending-nya sebesar 8,80% secara tahun-tahun dari Rp9,68 triliun pada kuartal kedua tahun 2022 menjadi Rp10,53 triliun pada kuartal kedua tahun 2023. Pertumbuhan ini melebihi rata-rata pertumbuhan lending nasional sebesar 7,76%.
Kinerja lending yang produktif juga didukung oleh peningkatan kualitas, sebagaimana terlihat dari rasio tidak berjalan (NPL) net pada kuartal kedua tahun 2023 sebesar 2,20%, menunjukkan angka yang lebih baik dibandingkan dengan 2,66% pada kuartal kedua tahun 2022.
Selain itu, MNC Bank juga berhasil mengumpulkan dana pihak ketiga (TPF) sebesar Rp12,31 triliun hingga akhir Juni 2023, menunjukkan peningkatan sebesar 2,80% secara tahun-tahun, dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp11,98 triliun. Komposisi TPF MNC Bank pada kuartal kedua tahun 2023 didorong oleh peningkatan sebesar 20,93% secara tahun-tahun dalam tabungan sebesar Rp2,05 triliun dan peningkatan sebesar 1,98% secara tahun-tahun dalam deposit waktu sebesar Rp9,16 triliun.
Peningkatan kinerja tersebut berhasil meningkatkan total assets MNC Bank menjadi Rp16,86 triliun, yang meningkat 14,18% secara tahun-tahun dari Rp14,76 triliun pada Juni 2022.
Merger Bank MNC dan NOBU Terganjal Masalah Teknis Operasional
Jakarta, Kompas.com – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengatakan bahwa proses penggabungan atau merger antara PT Bank MNC Internasional Tbk (BABP) atau MNC Bank dan PT Bank Nationalnobu Tbk (NOBU) masih berjalan. Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengungkapkan bahwa proses penggabungan keduanya masih terganjal beberapa masalah teknis operasional yang masih dihadapi oleh mereka.
"Masalah-masalah teknis operasional yang masih dihadapi oleh mereka, yang saya dengar itu," kata dia usai acara "The Finance Executive Forum 2023", ditulis Kamis (16/11/2023). Ia menambahkan bahwa masalah tersebut terkait dengan arah fokus bisnis dari kedua bank tersebut. Pasalnya, keduanya diketahui memiliki fokus yang sedikit berbeda.
Selain itu, merger Bank MNC dan NOBU juga masih menyisakan pembicaraan terkait komposisi kepemilikan saham. "Masih dalam konteks pembicaraan," imbuh dia. Dian masih belum dapat memastikan apakah merger Bank MNC dan NOBU akan selesai tahun ini.
"Para ahli keuangan, lawyer, dan ahlinnya sedang membahas detailnya. Saya kira mudah-mudahan sih as soon as possible," ungkap dia. Baca juga: OJK Ungkap Bank MNC dan Bank Nobu Sedang dalam Proses Merger
Sebelumnya, Dian menyebut bahwa proses merger MNC-Nobu harus dapat diwujudkan sesuai komitmen dan target kedua pemegang saham pengendali terakhir (PSPT) bank tersebut. "OJK senantiasa mendorong proses dimaksud dengan tetap memperhatikan ketentuan perundang-undangan yang berlaku," ujar dia dalam keterangan resmi, Senin (30/11/2023).
Semula, OJK menargetkan aksi korporasi merger antara Bank MNC dan NOBU itu akan rampung pada Agustus 2023. Aksi korporasi merger ini diharapkan dapat menjadi purwarupa upaya-upaya merger sejumlah bank ke depan. Sebagai informasi, kedua bank ini sama-sama dimiliki oleh konglomerat, yaitu Bank MNC milik Hary Tanoesoedibjo dan Bank NOBU milik Nobusuke Kajii.
Artikel ini diterbitkan dalam bahasa Indonesia dengan panjang lebih dari 1000 kata.