Persaingan Antarsaudara: Bukan Hanya Sesuatu yang Biasa

Persaingan Antarsaudara: Bukan Hanya Sesuatu yang Biasa

Persaingan antarsaudara di masa pertumbuhan adalah salah satu fase paling sengit dalam hidup anak-anak. Ketika kita membesarkan dua anak balita sekaligus, atau memiliki anak tunggal di antara anak-anak kita saat ini, apa yang mungkin bakal kita hadapi setiap hari? Rasanya sudah terbayang: kakak-adik yang saling berebut, berteriak, mengusik, mengejek, dan mengadukan satu dengan yang lain. Persaingan yang seolah tidak ada habisnya!

Menurut American Academy of Pediatric (AAP), persaingan antarsaudara antara anak-anak di bawah usia 4 tahun cenderung mencapai tingkat yang paling buruk saat usia mereka terpaut kurang dari 3 tahun. Usia yang dekat, apalagi ditambah minat yang sama, cenderung mempermudah terjadinya persaingan antarsaudara.

Banyak pakar perkembangan anak berpendapat bahwa persaingan antarsaudara adalah bagian alamiah pertumbuhan anak-anak. Namun, sebagai orang tua, kita harus mengetahui cara-cara menghadapi persaingan ini agar tidak merusak psikologis dan emosional anak-anak kita.

Berikut beberapa tips yang dapat membantu mengatasi persaingan antarsaudara:

  1. Jika si balita ingin menyaingi adiknya yang mulai besar, kurangi konflik "wilayah kekuasaan" dengan menetapkan semacam area khusus untuknya. Pisahkan mainan dan barang-barangnya yang tidak bisa dibagi dengan adiknya.
  2. Jika dua balita berbeda pendapat, hindarkan terlibat di dalamnya meskipun hal itu atas permintaan keduanya. Jika perbedaan pendapat sudah menjurus pertengkaran, mungkin kita bisa menengahi. Jika anak tidak juga bersepakat, mungkin kita perlu mengetahui alasan masing-masing, dengan cara mengajak masing-masing bicara secara terpisah.
  3. Jika persaingan si balita jadi sengit dan kasar, kita perlu menetapkan semacam "batas konflik dan aturan penyelesaian" untuk anak. Misalnya, jika posisi duduk di mobil selalu memicu persaingan, atur giliran memilih seat favorit untuk setiap anak.
  4. Jika si balita perlu ditegur atau diberi sanksi, adakalanya si balita nyata-nyata bersalah. Kita tentu perlu menegur atau memberi sanksi (sebagai konsekuensi perbuatannya). Namun, sebisa mungkin jangan lakukan itu di depan anak lain agar anak yang dihukum tidak menjadi bahan ejekan.

Dalam menghadapi persaingan antarsaudara, kita harus berpegang pada beberapa prinsip penting, yaitu:

  • Menunjukkan bahwa setiap anak memiliki hak dan nilai yang sama.
  • Membantu anak-anak kita menemukan cara-cara bersikap sopan dan hormat terhadap adik-adiknya.
  • Mengkomunikasikan dengan anak-anak kita tentang pentingnya persahabatan dan kerja sama.

Dengan mengikuti tips di atas, kita dapat membantu mengatasi persaingan antarsaudara dan menciptakan suasana yang lebih harmonis dalam rumah tangga.