======================================================
Desember 2019, ketika musim panas masih terik dan lahan sekolah tampak gersang,
Pak Ridwan menunda agenda untuk menanam pohon jagung. Beliau berjanji akan
melanjutkan ketika musim hujan tiba. Namun, Bibit-bibit yang telah ditanam itu
mulai tinggi di pot bunga dan tampaknya memiliki potensi besar.
Bulan demi bulan berlalu, dan kami kembali beraktivitas di sekolah pada bulan
Januari. Kami melihat pohon-pohon jagung yang sudah tertanam di lahan samping
kelas 6, tingginya sekitar sepundak orang dewasa. Aih senang betul melihat lahan
kering nan gersang itu sekarang jauh lebih hijau karena ada banyak pohon jagungnya.
Pada bulan April, kami datangi ke Kepala Sekolah dan guru untuk berpamitan.
Kebetulan, Pak Ridwan dan Bu Yussy sedang mengurus administrasi di sekolah,
lalu kami datangi untuk berpamitan. Kami melihat warung hidup bersama Bu Yussy
dan sangat menyenangkan melihat pohon-pohon jagung itu berbuah.
Pohon-pohon yang ditanam siswa kelas 6 secara tidak sengaja tumbuh subur padahal
tanpa pupuk apapun dan tumbuh besar di lahan yang dulunya gersang. Namun,
sayang sekali, harusnya kami membuat agenda masak hasil kebun bersama anak-anak,
namun situasi Pandemi membatalkan semuanya.
Kami berpamitan dan berpesan untuk Bu Yussy agar tidak lupa dipanen jagungnya.
Beliau menawarkan untuk membawa beberapa biji jagung untuk diambil di rumah.
Namun, kami menjawab bahwa kita ingin biar untuk warga sekolah aja, karena
belum siap panen kalo sekarang. Mungkin 2 minggu lagi.
Ketika aku sedang tinggal di Bogor, aku iseng chat dengan guru SDN 01 Tanjungan,
Bu Halimah, dan bertanya apakah jagung di sekolah sudah dipanen.
Beliau menjawab bahwa sudah sayang, hampir kelewat. Dah kayak ibunya, hehehe.
Ibu membeli gula merah, ketan, lalu kami gudekh di rumah mak mar, penjaga
sekolah. Aamiin!
Ketika itu, aku merasa tenang karena akan sayang sekali kalau jagungnya dibiarkan
begitu saja padahal ada cerita menarik dan upaya untuk menumbuhkannya.
Meskipun anak-anak yang menanam belum bisa bersama-sama mengolah dan
menikmatinya, semoga cocok tanamnya bisa lanjut meskipun tanpa kami sebagai
pendamping agar agenda masak bersama bisa tetap lanjut setelah Pandemi berlalu.
Biar anak-anak dan warga sekolah makin semangat kalau sudah bisa menikmati hasil
kebunnya.