Awal bulan ini, saya mengunjungi pameran Plastik & Rubber di Kemayoran, Jakarta. Perkembangan teknologi permesinan China telah memicu munculnya banyak importir mesin berlabel Distributor. Namun, kenyataannya, beberapa dari mereka tidak memiliki keahlian dalam melakukan service. Hal ini dapat mengakibatkan kesulitan saat kita memiliki trouble atau butuh spare parts.
Pentingnya Pemeliharaan Terencana
Kondisi mesin harus selalu diperhatikan untuk meminimalkan terjadinya pemeliharaan tidak terencana (Break down) hingga titik yang paling rendah. Oleh karena itu, kita harus memiliki sistem perawatan mesin yang baik.
Struktur Organisasi Pemeliharaan
Dalam industri manufacture, fungsi pemeliharaan seringkali menjadi tanggung jawab 'sampingan' bagi factory manager atau manager produksi. Namun, hal ini dapat membuat kegiatan pemeliharaan tidak terencana dengan baik. Aktivitas pemeliharaan lebih didominasi oleh pemeliharaan tidak terduga/darurat.
Struktur Organisasi Pemeliharaan
Menurut Antoni Corder dalam bukunya Maintenance Management Techniques, struktur organisasi pemeliharaan biasanya seperti gambar berikut:
[Insert diagram]
Fungsi Manager Pemeliharaan
Manager Pemeliharaan harus bertanggung jawab pada 5 fungsi berikut:
- Pemeliharaan pabrik, melaksanakan seluruh aktivitas pemeliharaan terencana dan tidak terencana.
- Perencanaan dan Pengendalian Pemeliharaan (MPC), membuat penjadwalan dan melakukan control pelaksanaannya.
- Utility, bertanggung jawab dalam penyediaan bahan bakar dan daya keseluruh pabrik.
- Workshop, yaitu semua pelayanan bengkel terkait penggunaan mesin-mesin perkakas.
- Gudang Spare part, Persediaan segala kebutuhan yang diperlukan untuk melaksanakan fungsi pemeliharaan.
Kesimpulan
Apa yang saya sampaikan di atas merupakan dasar aktivitas pemeliharaan. Jika diberi kesempatan, saya akan kembali untuk menjelaskan detail kelima fungsi di atas. Semoga bermanfaat.