Penggunaan alkohol selama kehamilan adalah salah satu faktor utama yang dapat menyebabkan defisiensi mental non-kongenital. Salah satu contohnya adalah Síndrome Alcoólica Fetal (SAF), yang merupakan bentuk penyakit yang paling serius.
Mitos dan Kebenaran
Mitos pertama: Penggunaan alkohol dalam jumlah kecil tidak berbahaya untuk bayi. Kebenaran: Alkohol tidak hanya berbahaya ketika dikonsumsi dalam jumlah besar, tetapi juga dalam jumlah kecil. Selama kehamilan, alkohol dapat menumpuk dalam darah bayi dan menyebabkan kerusakan jangka panjang.
Mitos kedua: Bebidas dengan kandungan alkohol rendah tidak berbahaya untuk bayi. Kebenaran: Meskipun bebida yang dikatakan "zero alkohol" atau "alkohol rendah" mungkin terlihat aman, tetapi sebenarnya dapat mengandung kandungan alkohol yang lebih tinggi daripada yang diharapkan.
Mitos ketiga: Kombucha, sebuah minuman fermentasi yang populer, tidak berbahaya untuk bayi. Kebenaran: Selain itu, minuman ini dapat mengandung kandungan alkohol jika proses pembuatannya tidak sesuai dengan standar.
Dampak Penggunaan Alkohol pada Bayi
Penggunaan alkohol selama kehamilan dapat menyebabkan berbagai masalah, termasuk:
- Síndrome Alcoólica Fetal (SAF), yang dapat menyebabkan defisiensi mental dan anomalia fisik
- Transtorno do Espectro Alcoólico Fetal (FASD), yang dapat menyebabkan berbagai masalah, termasuk masalah pembelajaran, gangguan perilaku, dan anomalia fisik
- Masalah perkembangan bayi, seperti masalah motorik, kognitif, dan komunikatif
- Risiko tinggi terhadap penyakit psikiatrik pada masa dewasa
Penggunaan Alkohol Selama Kehamilan: Tidak Dapat Dipertahankan
Oleh karena itu, sangat penting untuk menghindari penggunaan alkohol selama kehamilan. Wanita hamil atau yang ingin hamil tidak seharusnya minum alkohol, baik dalam jumlah besar maupun kecil.
Verifikasi:
- Helenilce de Paula Fiod Costa, relator Núcleo de Estudos dos Efeitos do Álcool na Gestante, no Feto e no Recém-Nascido (SAF) da Sociedade de Pediatria de São Paulo.