Poker dan Megalopolis: Kedua Cerita yang Menyelipkan Masalah

Poker dan Megalopolis: Kedua Cerita yang Menyelipkan Masalah

Dalam beberapa tahun terakhir, poker telah menjadi subjek diskusi hangat di Amerika Serikat. Namun, tidak seperti beberapa negara bagian yang telah legalisasi poker, lainnya masih lambat untuk berubah dan menghentikan game poker ilegal. Di Michigan, misalnya, gambling hanya diperbolehkan jika dilakukan untuk kepentingan charity atau diselenggarakan oleh kasino-kasino.

Dalam cerita yang tidak biasa, polisi Michigan menyerbu klub poker di Grand Rapids. Klub poker ini secara terbuka mempromosikan game mereka melalui Craigslist dan flyer. Mereka mengundang pemain ke game dengan berbohong bahwa game tersebut legal.

Namun, cerita ini tidak hanya berhenti di situ. Pada saat yang sama, dealer klub poker itu adalah wanita topless yang melakukan gerakan aerobik, bermain Twister, dan minum Jell-O shots sebagai tip. Salah satu dari mereka bahkan tidak berpakaian! Dalam penangkapan tersebut, 20 pemain dan empat dealer topless ditahan. Mereka dapat dipenjara hingga 90 hari.

Cerita ini sangat menyedihkan, terutama dalam konteks poker yang berjuang untuk mendapatkan legalitas di Amerika Serikat. Cerita ini pasti akan menambah cahaya negatif pada game yang indah.

Francis Ford Coppola Dituduh Mengalami Masalah Pada Set "Megalopolis"

Seorang sutradara ternama, Francis Ford Coppola, dituduh mengalami masalah pada set filmnya, "Megalopolis". Menurut laporan Variety, Coppola melakukan aksi tidak pantas terhadap beberapa model topless dan penuh kostum yang berpartisipasi dalam adegan klub malam. Adegan ini direkam pada tanggal 14 Februari 2023 di Tabernacle concert hall di Atlanta, Georgia.

Laporan tersebut juga menunjukkan bahwa Coppola melakukan aksi tidak pantas lainnya, seperti mencium beberapa model dan berkata kepada kru bahwa "Jika saya datang kepadamu dan menciummu. Tahu saja itu hanya karena kesenangan saya".

Kekacauan pada set film ini bahkan lebih parah ketika tim efek visual, desainer produksi, dan direktur seni bergabung dengan film hanya setengah jalan melalui proses pengambilan gambar. Kritikus film juga memberikan ulasan yang buruk terhadap film tersebut, menyebutnya sebagai "transcendently sincere" dan "aggressively heady, stubbornly illogical".

Artikel ini ditulis oleh Greta Reich, seorang intern di SFGATE.