Menghadapi Trauma: Kisah Oksana yang Selamat dari Pemboman Rusia

Menghadapi Trauma: Kisah Oksana yang Selamat dari Pemboman Rusia

Tiga hari setelah pemboman apartemen Oksana oleh tembakan Rusia pada tanggal 4 Maret, keluarganya kembali ke lokasi hancur dan menarik tempat tidurnya ke bawah. Itulah saat mereka menyelamatkan seekor kucing yang tersembunyi di antara reruntuhan.

Hingga tanggal 9 Maret, ketika mereka meninggalkan Bucha, mereka hidup di bawah reruntuhan apartemen lama. Bawah tanah ini menjadi tempat tinggal untuk 150 penduduk, termasuk 40 anak-anak. Kondisi gelap di bawah tanah membuat mereka tidak memperhatikan adanya luka dan bengkak di tubuhnya. Luka-luka dan bengkak tersebar di balik pakaian yang terlapis demi kehangatan.

Hanya lima hari kemudian, ketika mereka melarikan diri ke Kyiv dan akhirnya dapat mandi, Oksana menemukan luka dan bengkak yang menutup tubuhnya. Selama waktu itu, mereka tidak merasakan sedikit pun sakit dari luka-lukanya.

Fotografi

Gambar di atas disediakan oleh Oksana, menampilkan gedung apartemen yang tinggal Oksana dan keluarganya setelah terkena tembakan Rusia pada tanggal 4 Maret.

Perjalanan 9 Jam dari Bucha ke Kyiv

Pada tanggal 9 Maret, lima hari setelah apartemen Oksana dihancurkan, keluarganya pergi ke Balai Kota Bucha setelah mendengar berita bahwa koridor humaniter akan dibuka. Area itu sangat padat dengan orang-orang yang menunggu bus untuk datang. Lalu, mereka melihat seorang laki-laki mengemudi dari Bucha dalam mobilnya. Mereka tidak ingin menunggu lagi. Oksana dan keluarganya masuk ke mobil dan mengikutinya.

Selama pemboman, atap mobil Oksana telah runtuh, kaca windshieldnya telah pecah. Namun, orang-orang memutuskan untuk menuju Kyiv dengan kendaraan mereka sendiri. Barisan mobil yang beratus-an berjalan di jalan.

"Semua orang takut, maka kita semua mengemudi lambat. Kita semua memiliki pintu mobil terbuka, karena kita harus keluar segera jika ada sesuatu yang turun dari langit," kata Oksana.

Saat sebuah tank Rusia lewat, Oksana tidak dapat bernapas. Ia telah mendengar rumor bahwa militer Rusia menggunakan tank mereka untuk menghancurkan kendaraan Ukraina yang melewati.

"Saya sangat takut saat itu. Saya tidak dapat merasakan apa-apa di kaki-kaki saya. Saya seperti paralisis," kata Oksana.

Dengan napasnya, orang-orang terus menuju Kyiv dengan kecepatan lambat. Jarak antara Bucha dan Kyiv sepanjang 30 kilometer, tapi butuh waktu 9 jam bagi Oksana untuk tiba di kota pusat Kyiv yang dikuasai oleh militer Ukraina.

Ketika mereka tiba di pusat Kota Kyiv, orang-orang keluar dari mobilnya dan berpeluk di tanah. Beberapa orang bahkan menetes air mata. Namun, Oksana tidak dapat tertawa atau menjerit untuk waktu yang lama.

"Saya masih terasa seperti shock," kata Oksana. Suara kendaraan, suara orang-orang – setiap suara mengganggu saya. Saya tidak dapat mendengar musik. Dua minggu telah berlalu ketika saya akhirnya menjerit, sementara menonton berita di televisi tentang perang.

Kembali ke Bucha, Terpaku oleh Mimpian Maret

Setelah Kyiv, Oksana tinggal di rumah saudara di Vinnytsia yang lebih aman hingga tanggal 19 Mei. Pasukan Rusia mundur dari sekitar Kyiv pada akhir Maret.

"Saya masih tidak dapat tidur malam. Saya pergi ke psikiater dan diberikan pil-pil ini. Saya mulai mengonsumsi stabilizer, pil tidur, dan pil antidepressan," kata Oksana.

Setiap kali ia berjalan di sekitar kompleks rumahnya, ia memiliki serangan panik. Ia tidak dapat meninggalkan masa lalu.

Artikel

Dalam artikel ini, kita akan menghadapi trauma yang dialami oleh Oksana, salah satu korban pemboman Rusia di Bucha. Oksana harus melalui perjuangan hidupnya setelah apartemennya dihancurkan dan keluarganya terpaksa berpindah ke Kyiv.

Dalam artikel ini, kita akan mengikuti perjalanan Oksana dari masa lalu hingga kini, serta bagaimana ia menghadapi trauma yang dialami. Dengan demikian, kita dapat memahami bagaimana korban perang harus menghadapi berbagai masalah dan trauma setelah kejadian tragis.

Latar Belakang

Pemboman Rusia di Bucha adalah salah satu contoh kekerasan teroris yang dialami oleh Ukraina. Pemboman ini membabi butakan apartemen Oksana, serta keluarganya dan masyarakat lainnya.

Dalam artikel ini, kita akan mengikuti perjalanan Oksana setelah pemboman Rusia di Bucha. Dengan demikian, kita dapat memahami bagaimana korban perang harus menghadapi berbagai masalah dan trauma setelah kejadian tragis.