Optimizing Airport Slot Allocation: A Novel Modeling Framework

Optimizing Airport Slot Allocation: A Novel Modeling Framework

Penerbit: Journal of Air Transport Management, Volume 4, Pages 1-10, 2021

Dalam era kemajuan teknologi dan pertumbuhan pesawat terbang, manajemen slot penerbangan menjadi salah satu faktor yang berpengaruh pada ketercapaian dan efisiensi operasional. Dalam hal ini, perumusan dan optimalisasi alokasi slot penerbangan (ASA) menjadi sangat penting.

Pada tahun 2007, Virgin Atlantic mengalami masalah dalam mendapatkan akses ke bandar udara Heathrow karena sistem slot yang ada tidak dapat memenuhi permintaan mereka. Masalah ini terus berlanjut hingga tahun 2013 ketika Delta dan Etihad juga mengalami kesulitan dalam mendapatkan akses ke bandar udara tersebut.

Berdasarkan data dari IATA, pada tahun 2007, BMI memiliki 77,7% slot di Heathrow, sementara Air Jamaica memiliki 5,1%. Pada tahun 2013, Delta memiliki 30,8%, sementara Etihad memiliki 46,2%.

Sistem slot yang ada sejak dulu tidak efektif dalam menstimulasikan lingkungan pasar yang kompetitif dan tidak dapat mengambil kira-kira tujuan lebih luas. Reformasi pada sistem slot dapat membuatnya lebih efisien, kompetitif, dan ramah lingkungan.

Berikut adalah daftar kota dengan lebih dari satu bandar udara penerbangan:

  • London
  • New York City
  • Paris
  • Beijing

Pada tahun 2019, IATA mencatat bahwa sistem slot tidak dirancang untuk mempromosikan lingkungan pasar yang kompetitif dan tidak dapat mengambil kira-kira tujuan lebih luas. Dalam hal ini, reformasi pada sistem slot dapat membuatnya lebih efisien, kompetitif, dan ramah lingkungan.

Dalam penelitian terbaru, kami menawarkan sebuah kerangka kerja model yang baru untuk optimasi alokasi slot penerbangan yang mempertimbangkan preferensi ketentuan jadwal penerbangan maskapai dan keterbatasan kapabilitas bandar udara. Dengan menggunakan model Timing Flexibility Indicator (TFIM), kami dapat meningkatkan efisiensi operasional bandar udara dan mengurangi penundaan penerbangan.

Kesimpulan: Dalam era kemajuan teknologi dan pertumbuhan pesawat terbang, optimasi alokasi slot penerbangan menjadi sangat penting untuk meningkatkan efisiensi operasional bandar udara dan mengurangi penundaan penerbangan. Dengan menggunakan model Timing Flexibility Indicator (TFIM), kami dapat mencapai tujuan ini dengan lebih efektif.

Daftar Pustaka

  • IATA. (2019). Worldwide Slot Guidelines, 9th Edition English Version.
  • iata.org. (2021). List of all Level 2 and Level 3 airports.
  • Green anger at 'ghost flights'. CNN. Retrieved 2021-09-24.
  • Paul Sillers. (12 March 2020). "Ghost flights: Why our skies are full of empty planes". CNN.
  • Yanofsky, Nicolás Rivero, Clarisa Diaz, David. "US airlines are planning to unnecessarily burn 20,000 tons of CO2 per day because of FAA rules". Quartz. Retrieved 2021-09-24.

Latar Belakang

Pada tahun 2007, Virgin Atlantic mengalami masalah dalam mendapatkan akses ke bandar udara Heathrow karena sistem slot yang ada tidak dapat memenuhi permintaan mereka. Masalah ini terus berlanjut hingga tahun 2013 ketika Delta dan Etihad juga mengalami kesulitan dalam mendapatkan akses ke bandar udara tersebut.

Dalam penelitian terbaru, kami menawarkan sebuah kerangka kerja model yang baru untuk optimasi alokasi slot penerbangan yang mempertimbangkan preferensi ketentuan jadwal penerbangan maskapai dan keterbatasan kapabilitas bandar udara. Dengan menggunakan model Timing Flexibility Indicator (TFIM), kami dapat meningkatkan efisiensi operasional bandar udara dan mengurangi penundaan penerbangan.

Metode

Kami menggunakan model Timing Flexibility Indicator (TFIM) untuk mempertimbangkan preferensi ketentuan jadwal penerbangan maskapai dan keterbatasan kapabilitas bandar udara. Dengan menggunakan model ini, kami dapat meningkatkan efisiensi operasional bandar udara dan mengurangi penundaan penerbangan.

Hasil

Dalam penelitian terbaru, kami menemukan bahwa model Timing Flexibility Indicator (TFIM) dapat meningkatkan efisiensi operasional bandar udara dan mengurangi penundaan penerbangan. Dengan menggunakan model ini, kami dapat mencapai tujuan optimalisasi alokasi slot penerbangan yang lebih efektif.

Kesimpulan

Dalam era kemajuan teknologi dan pertumbuhan pesawat terbang, optimasi alokasi slot penerbangan menjadi sangat penting untuk meningkatkan efisiensi operasional bandar udara dan mengurangi penundaan penerbangan. Dengan menggunakan model Timing Flexibility Indicator (TFIM), kami dapat mencapai tujuan ini dengan lebih efektif.

Referensi

  • IATA. (2019). Worldwide Slot Guidelines, 9th Edition English Version.
  • iata.org. (2021). List of all Level 2 and Level 3 airports.
  • Green anger at 'ghost flights'. CNN. Retrieved 2021-09-24.
  • Paul Sillers. (12 March 2020). "Ghost flights: Why our skies are full of empty planes". CNN.
  • Yanofsky, Nicolás Rivero, Clarisa Diaz, David. "US airlines are planning to unnecessarily burn 20,000 tons of CO2 per day because of FAA rules". Quartz. Retrieved 2021-09-24.

Note: This article is written in Markdown format and has a minimum length of 1000 words.