Pengalihan satelit Bangabandhu-1 dari tahap kedua dan berada di tempat barunya di 119,1 derajat timur. Dalam pesan pagi tadi, Perdana Menteri Sheikh Hasina mengatakan, “Dengan ini kita memasuki era baru.”
Ia mengucapkan terima kasih kepada perusahaan pembangunan dan peluncuran satelit, pemerintah dan rakyat Amerika Serikat dan Prancis serta Rusia karena menyewakan slot orbitalnya ke Bangladesh.
Sementara satelit ini aktif di slot orbital, akan dikontrol dari tiga stasiun di AS, Italia, dan Korea Selatan untuk sekitar sebulan. Nantinya, akan dikontrol dan dipertahankan dari stasiun-stasiun darat di Gazipur dan Rangamati.
Menurut proyeksi pejabat, satelit ini akan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap kemajuan digital negara.
Saat ini, Bangladesh memenuhi kebutuhan satelit koneksi dengan menyewakan bandwidth dari operator asing, yang menghabiskan sekitar $14 juta per tahun. Bangabandhu-1 dapat menyelematkan uang asing dan sisa kemampuan satelit ini juga dapat disewakan kepada negara lain.
Badan Komunikasi Satelit Negara (Bangladesh Communication Satellite Company Ltd) akan mengoperasikan bisnis satelit Bangabandhu-1 dan telah memulai proses penyewaan kapasitas ke Indonesia dan Filipina.
“… Tujuan kami adalah menjual kapasitas ke Indonesia dan Filipina,” kata Md Saiful Islam, direktur utama perusahaan.
Dua negara lain juga masuk dalam daftar calon pembeli, ujar Saiful, yang juga menjadi sekretaris tambahan kementrian telekomunikasi.
Satelit ini akan memantapkan wilayah Asia Selatan dan wilayah-wilayah lainnya, seperti Indonesia, Filipina, Myanmar, Tajikistan, Kyrgyzstan, Uzbekistan, Turkestan, serta bagian Kazakhstan.
Bangabandhu-1, yang menghabiskan sekitar Tk 2,765.66 crore, diharapkan dapat meningkatkan layanan Direct-to-Home (D2H), membuat akses masyarakat ke hiburan TV global lebih mudah. Satelit ini memiliki 40 transponder – 26 Ku band dan 14 C band – serta beberapa di antaranya akan digunakan untuk siaran TV channel.
Negara bagian yang jauh, seperti haor, wilayah-wilayah berbukit, wilayah pesisir, serta zona laut dalam, akan mendapatkan jaringan internet dari satelit ini. Juga akan membantu layanan jarak jauh dan telemedis, kata pejabat-pejabat terkait.
“Ada lebih dari 750 unit parishad di negeri tanpa koneksi internet dan kita ingin memastikan akses internet broadband dengan satelit ini,” kata Menteri ICT Mustafa Jabbar dalam wawancara telepon kemarin.
Satelit ini dapat memberikan jaringan komunikasi darurat yang terdedikasi selama bencana alam, jika semua jaringan lainnya gagal, ujar Jabbar.
Juga akan menjadi alat surveilans dan keamanan nasional serta akan menjadi langkah penting menuju digitalisasi, ujarnya.
“Tidak ada keraguan bahwa ini adalah proyek yang paling canggih dalam sejarah negeri.”
Sebelum meninggalkan Florida minggu lalu, Md Mezbahuzzaman, direktur proyek satelit Bangabandhu-1, mengatakan pada The Daily Star bahwa satelit ini akan memerluakan sekitar sebulan untuk mencapai posisinya di orbit.
“Satelit 3,7 ton ini akan berjalan vertikal 36.000km dari pangkal peluncuran sebelum melakukan perbaikan orbit dan akan memerlukan 10 hari untuk itu,” tambah Mezbahuzzaman.
Proses peluncuran memiliki dua fase. Fase pertama adalah Fase Peluncuran dan Orbit Awal yang memerlukan 10 hari, dan fase kedua adalah Fase Satelit di Orbit yang memerlukan 20 hari.
Bangladesh mulai bergerak ke arah ruang pada tahun 2008 ketika Komisi Telekomunikasi Bangladesh mencari slot orbital untuk satelit.
Saya harap artikel ini bermanfaat.