Pada awal abad ke-19, kritik terhadap sistem pemerintahan Belanda di Hindia mulai muncul. Salah satu isu yang paling signifikan adalah kritik terhadap "batig slot" atau sistem pengelolaan keuangian yang memungkinkan Hindia menanggung biaya-biaya di negeri asal, Belanda.
Pada tahun 1845, bencana kelaparan menghampiri pulau Jawa dan berlangsung hingga 1849. Kritik terhadap sistem pemerintahan Belanda makin meningkat, termasuk kritik terhadap batig slot. Anggota parlemen Van Hoëvell kemudian menulis laporan yang berjudul "Slaven en Vrijen onder de Nederlandsche wet" dan menyerukan agar Belanda memberikan kompensasi kepada Hindia.
Meskipun laporan ini mempengaruhi keputusan penghentian sistem perbudakan di Hindia pada tahun 1859, batig slot tetap berlangsung. Hal ini dikarenakan Belanda tidak ingin mengganggu stabilitas keuangian dan memiliki potensi untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Namun, kritik terhadap batig slot makin meningkat di tengah-tengah abad ke-19. Banyak orang mulai berpikir bahwa sistem ini tidak adil dan mengganggu kemampuan Hindia untuk berkembang. Pada tahun 1870, undang-undang Suikerwet dan Agrarische wet dikeluarkan, yang mengakhiri sistem cultuurstelsel dan memungkinkan Hindia memiliki lebih banyak keterlibatan dalam pengelolaan keuangian sendiri.
Namun, batig slot tetap berlangsung hingga tahun 1877. Pada saat itu, harga kopi jatuh dan perang Atjeh terjadi, yang membuat Belanda tidak memerlukan lagi sistem ini. Sistem batig slot akhirnya dihentikan pada tahun 1912.
Pada awal abad ke-20, liberalisasi menjadi lebih populer dan banyak orang mulai berpikir bahwa Hindia seharusnya memiliki lebih banyak keterlibatan dalam pengelolaan keuangian sendiri. Namun, kekayaan Belanda masih sangat tergantung pada Hindia, sehingga sistem batig slot tidak dapat dihilangkan sepenuhnya.
Sejarah batig slot di Hindia adalah sejarah yang kompleks dan berisi banyak isu-isu terkait dengan kolonialisme. Sistem ini memang memberikan keuntungan bagi Belanda, tetapi juga mengganggu kemampuan Hindia untuk berkembang. Pada akhirnya, sistem batig slot dihentikan, tetapi kekayaan dan kolonialisme tetap menjadi isu-isu yang menarik perhatian hingga saat ini.
Referensi
- Blok, D.P. (red) et al (1977-1983): Algemene Geschiedenis der Nederlanden, Fibula-Van Dishoeck, Haarlem,
- Jong, J. de (1989): Van batig slot naar ereschuld. De discussie over de financiële verhouding tussen Nederland en Indië en de hervorming van de Nederlandse koloniale politiek 1860-1900, SDU, Den Haag.