Pada bulan Februari tahun ini, pemerintah Indonesia menghadapi masalah besar terkait penyebaran virus corona. Penerbangan dari dan menuju daratan Cina telah dihentikan sementara waktu, sehingga banyak maskapai yang kehilangan slot kosong untuk terbang.
Dalam upaya mencari solusi, Wishnutama, seorang pebisnis yang dikenal sebagai pendiri PT Angkasa Pura I (AP I), mengatakan bahwa pihaknya diminta Presiden untuk memberikan solusi terhadap dampak virus corona ini. "Kami juga sudah berkomunikasi dengan Kementerian Keuangan, Kementerian BUMN dan Kementerian Perhubungan untuk menyelesaikan masalah ini," katanya.
Menurut Wishnutama, pihaknya juga melirik potensi wisatawan mancanegara (wisman) dari benua Eropa dan Amerika, Timur Tengah, dan juga Australia. "Australia kan koneksinya banyak. Amerika bagaimana kita kerjasama dengan maskapai yang menuju ke Amerika. Misalnya China Air, Japan Air. Mereka kan ke Amerika (namun melalui hub), jadi kita tidak ada direct flight," kata Wishnutama.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi juga menjelaskan bahwa pemerintah tidak hanya membicarakan masalah dan dampak, tapi mencari jalan untuk bagaimana mengisi slot-slot kosong yang selama ini digunakan oleh maskapai dari China. "Kemenhub sendiri akan berupaya memberikan insentif berupa keringanan biaya izin slot, izin rute, dan izin penerbangan dengan persetujuan Menteri Keuangan," katanya.
Direktur Utama Angkasa Pura I Faik Fahmi menjelaskan bahwa sebagai pengelola dari Bali Internasional Airport, pihaknya memiliki jumlah slot yang memang diminati berbagai maskapai yang ingin terbang ke Bali. "Kami akan memprioritaskan penambahan penerbangan internasional yang memang sudah mengajukan permohonan ke kita. Di Bali takeoff-landing per jam sebanyak 30 penerbangan. Dan bisa kita tingkatkan menjadi 32 penerbangan," kata Faik Fahmi.
Sementara itu, Dirut AP II Muhammad Awaluddin juga menjelaskan bahwa sebagai pengelola Bandara Internasional Soekarno Hatta, pihaknya memperkirakan ada 20-25 slot kosong dalam satu hari yang dapat segera dimanfaatkan oleh maskapai.
Dalam situasi ini, Wishnutama menyarankan agar kita semua berkolaborasi untuk mencari solusi. "Ini kesempatan kita semua untuk berkolaborasi. Sebagai contoh Bali, banyak maskapai dari Eropa Timur yang ingin terbang namun masalahnya selama ini adalah ketidaktersediaan slot. Oleh sebab itu kami melihat peluang dimana saja negara yang antusias untuk pergi ke Indonesia," kata Wishnutama.
Dalam tulisan ini, kita akan membahas lebih lanjut tentang bagaimana pemerintah dan pengelola bandar udara dapat bekerja sama untuk mengisi slot kosong dan memulihkan penerbangan internasional.