Menghitung peluang adalah salah satu cara untuk menentukan kemungkinan terjadi suatu kejadian. Dalam hal ini, kita akan membahas peluang terpilihnya ketua serikat buruh dari 5 kota besar di Indonesia, yaitu Bandung, Padang, Jakarta, Surabaya, dan Medan.
Diketahui bahwa jumlah anggota serikat buruh dari 5 kota besar tersebut adalah 1.297. Berdasarkan data, peluang terpilihnya ketua serikat buruh dari Kota Bandung atau Padang dapat dihitung sebagai berikut:
P = (Jumlah anggota serikat buruh dari Kota Bandung + Jumlah anggota serikat buruh dari Kota Padang) / Jumlah anggota serikat buruh dari 5 kota besar
P = (427 + ?) / 1.297
Karena tidak ada data tentang jumlah anggota serikat buruh dari Kota Jakarta, Surabaya, dan Medan, maka kita hanya dapat memperkirakan jumlah anggota serikat buruh dari Kota Bandung dan Padang.
Dengan asumsi bahwa peluang terpilihnya ketua serikat buruh dari Kota Bandung adalah 427, maka peluang terpilihnya ketua serikat buruh dari Kota Padang adalah 870 (1.297 – 427).
Jadi, peluang terpilihnya ketua serikat buruh dari Kota Bandung atau Padang adalah:
P = 427 / 1.297
= 0.3302
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, dapat disimpulkan bahwa peluang terpilihnya ketua serikat buruh dari Kota Bandung atau Padang adalah sekitar 33,02%.
Dalam contoh lain, kita dapat membahas peluang terpilihnya kasus kejahatan dari Departemen Kepolisian suatu kota. Berdasarkan data, terjadi 10 kasus kejahatan pada tahun 2014, 8 kasus kejahatan pada tahun 2015, dan 5 kasus kejahatan pada tahun 2016.
Dengan asumsi bahwa pihak kepolisian akan memilih dua kasus secara acak, maka peluang terpilihnya kasus kejahatan dari tahun 2014 adalah:
P = Jumlah kasus kejahatan tahun 2014 / Jumlah total kasus kejahatan
= 10 / 23
Jadi, peluang terpilihnya kasus kejahatan dari tahun 2014 adalah sekitar 43,48%.
Dalam contoh lain lagi, kita dapat membahas peluang terpilihnya jawaban ya dari siswa laki-laki SMA Manggala. Berdasarkan data, hasil kuesioner menunjukkan bahwa 60% siswa laki-laki memberikan jawaban ya.
Dengan asumsi bahwa pihak sekolah akan memilih jawaban satu orang secara acak, maka peluang terpilihnya jawaban ya dari siswa laki-laki adalah:
P = Jumlah siswa laki-laki yang menjawab ya / Jumlah total siswa
= 0,6
Jadi, peluang terpilihnya jawaban ya dari siswa laki-laki adalah sekitar 60%.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa peluang adalah salah satu cara untuk menentukan kemungkinan terjadi suatu kejadian. Dalam contoh-contoh di atas, kita dapat melihat bagaimana peluang digunakan untuk menghitung kemungkinan terpilihnya ketua serikat buruh dari 5 kota besar di Indonesia, kasus kejahatan dari Departemen Kepolisian suatu kota, dan jawaban ya dari siswa laki-laki SMA Manggala.
Semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi kamu semua. Jangan lupa untuk tetap belajar, berusaha, dan berdoa.