=====================================================
Pernahkah Anda merasa seperti Messi yang berada di posisi tembak, tapi tak dapat menyalip Umtiti yang berdiri bebas di tengah kotak penalti? Pada saat-saat seperti itu, Anda harus rela merusak kartu sendiri untuk membantu kawan Anda mencetak angka. Belajarlah taktis, menemukan karakter, dan belajar sabar dalam permainan domino.
Belajar Taktis
Percayalah permainan ini dapat bikin Anda lupa waktu. Karena itu, Anda harus siapkan rokok, minuman, dan cemilan kalau suka, sebelum semua warung di sekitarmu menjadi gelap gulita. Kalau yang itu saja sudah lupa, bagaimana Anda bisa berpikir jernih untuk mengecoh tim lawan?
Di semesta permainan domino, ada sangat banyak rumus baku yang dapat Anda labrak untuk kepentingan taktis. Contohnya, bila Anda berhadapan dengan pasangan juara kampung yang tersohor, Anda bisa memulai dengan menurunkan kartu secara serampangan setelah pura-pura berpikir keras. Paling tidak, taktik ini dapat bikin mereka melongo selama satu atau dua kali putaran, setelah itu mereka pasti sadar dan Anda harus sadar kapan saatnya mengaku awam, kalau tak mau kalah dengan skor memalukan.
Menemukan Karakter
Inilah bonus, khusus buat para penulis prosa fiksi yang belum melakukannya. Bila Anda sedang bingung mencari karakter yang cocok mengisi alur yang sudah lama tertidur di kepala Anda, datangilah pertandingan domino.
Di sini Anda punya setidaknya tiga pilihan. Anda bisa mendaftar sebagai pemain atau menjadi penonton, atau main dulu lalu menonton. Dengan menjadi pemain Anda dapat bebas memerhatikan gestur, mimik, intonasi, dan racauan khas setiap pemain di meja Anda.
Bayangkan bila di turnamen domino itu ada lima puluh pasangan pemain, bila mujur sampai ke final, paling tidak seperempat dari kontestan itu dapat Anda jadikan bahan tulisan. Bila Anda kalah di pertarungan pertama, Anda dapat tinggal untuk menonton calon-calon karakter Anda di meja mana pun. Bila turnamen itu langka di tempat tinggal Anda, datanglah ke Sulawesi Selatan.
Belajar Sabar
Kalau Anda main pada satu malam dingin di pos ronda, tidak jarang Anda harus menunggu kawan yang buru-buru ke tempat gelap memenuhi panggilan alam, sementara kartu sudah dibagikan dan, menurut aturan main, dialah yang harus menurunkan kartu pertama kali. Atau, yang lebih merangsang sumpah serapah, kalau pasangan main Anda minta izin ke belakang di tengah permainan ketika tim lawan sedang kelimpungan menghadapi serangan kalian, dan saat pasangan Anda kembali, tim lawan sudah siap dengan pukulan balik yang mematikan.
Kadang-kadang, Anda juga akan berjumpa pemain yang sebelum menurunkan dua kartu terakhirnya punya ritual ini: mendekatkan hidungnya ke meja, manatap lama-lama semua kartu yang sudah turun, memisah-misahkan tumpukan supaya semua bulatan kartu dapat terlihat, kemudian mengocehkan nama semua kartu yang belum turun, lalu kadang menyumpahi satu dua kartu yang terbaring pasrah di meja, kemudian menarik napas dalam-dalam, barulah setelah itu dengan lengan tertahan sejenak di udara seperti wasit yang mengeluarkan kartu merah dengan bangga, dia mengempaskan kartunya demikian keras sehingga semua kartu lain berlompatan meninggalkan meja. Subhanallah.
Terakhir diperbarui pada 8 September 2017 oleh Arlian Buana