Ketika kita melihat sebuah kecelakaan mobil di sisi jalan, kita tidak dapat menghilangkan perhatian dari situasi tersebut. Demikian pula dengan ketakutan dan cemas yang kita alami dalam kehidupan sehari-hari. Namun, jika kita ingin menyelesaikan masalah ini, kita harus mencoba berpikir secara lebih bijak.
Salah satu strategi yang efektif adalah mengadopsi pendekatan jadwal ketakutan. Sebagai gandengan, bukan mengingat diri sendiri untuk tidak khawatir atau mengecam diri sendiri karena pengalaman cemas, kita sebenarnya memilih waktu dan hari untuk berpikir tentang isu tersebut. Dalam hal ini, kita tidak mengabaikan beban emosional yang kita alami. Sebaliknya, kita menunjukkan kepercayaan terhadap diri sendiri bahwa isu tersebut mungkin sangat takut atau tidak diketahui, serta pengakuan bahwa itu penting bagi kita.
Namun, bukan hanya mengalokasikan waktu untuk berpikir tentang masalah. Kita juga harus mempraktikkan mindfulness (kesadaran diri) dalam beberapa menit. Misalnya, kita dapat fokus pada napas, melakukan skan tubuh cepat, atau relaksasi otot progresif—apa pun jenis praktik meditatif yang akan membantu mentenangkan pikiran kita dan memusatkan perhatian pada masa kini.
Hal ini penting karena ketakutan dan cemas dapat menghambat kemampuan kita untuk berpikir dengan jernih. Dengan menggunakan mindfulness, kita dapat menghentikan domino efekt ketakutan dan tidak lagi mengalami sensasi takut dan tidak diketahui. Kita juga dapat menghentikan pola pikiran yang membangkitkan rasa takut dan cemas.
Sebagai tambahan, studi menunjukkan bahwa mindfulness dapat membantu menghentikan asosiasi otomatis yang terjadi dalam pikiran kita. Oleh karena itu, dengan menggunakan mindfulness, kita dapat menghentikan rangkaian ketakutan yang berkepanjangan dan tidak lagi mengalami rasa takut dan cemas.
Namun, untuk mencapai hal ini, kita harus bersikap konsisten dan tidak menyerah. Kita harus terus mempraktikkan mindfulness dan jadwal ketakutan, dan dengan demikian, kita dapat meningkatkan kesadaran diri dan mengurangi rasa takut dan cemas.
Referensi:
Weinberger, J. & Stoycheva, V. (2019). The unconscious: Theory, research, and clinical implications. New York: The Guilford Press.
Fabbro, A., Crescentini, C., Matiz, S., Clarici, A., & Fabbro, F. (2017). Effects of Mindfulness Meditation on Conscious and Non-Conscious Components of the Mind. Applied Sciences, 7(4).
Baca juga:
- Apa Itu Ketakutan?
- Ambil Tes Generalized Anxiety Disorder
- Temukan Terapis untuk Mengatasi Ketakutan