Sebagai bagian dari tekanan untuk meningkatkan gaji, banyak aparat negara di Indonesia berbuat demikian. Mereka lari ke saku individu aparat, sehingga loyalitas dan nilai kejuangan para prajurit menjadi terpecah. Mana yang harus didahulukan: tugas negara atau bos yang menghidupinya?
Fenomena ini dapat dihubungkan dengan teori domino. Domino adalah permainan kartu yang digambarkan ketika salah satu pilar utama dijatuhkan atau dimatikan maka akan berimbas keambrukan mata rantai yang lain. Sebaliknya jika pilar utamanya kuat akan semakin perkasa mata rantai pendukung.
Contohnya, kiprah militer AS di Iraq. Dalam pandangan militer AS, Irak merupakan proyek besar karena ladang-ladang minyaknya tidak akan habis hingga ratusan tahun ke depan. Mereka bermain membuat "kapling-kapling" di Irak bersama kaum pengusaha. Para entrepreneur mendukung secara penuh kebutuhan militer untuk penciptaan kondisi di daerah sasaran.
Ketika kenyataan berbalik, dengan kata lain, kehancuran militer AS dan sekutunya di Irak, otomatis berdampak buruk terhadap perekonomian serta dunia usaha di AS berikut mata rantai yang ada di muka bumi. Berapa triliun dolar AS biaya perang AS dan para sekutunya di Irak?
Sesungguhnya gambling yang dilakukan para entrepreneur untuk "proyek" di Irak sangatlah masuk akal. Oleh karena Irak sudah dalam keadaan titik nadir setelah diinvasi AS dan sekutu-nya. Tentara Irak lari entah ke mana. Presiden Sadam Husin digantung tepat hari raya kurban (arti tersirat: simbol dunia Islam hancur), rakyatnya dicabik-cabik, pemerintahan di Irak dijadikan boneka AS dan sekutunya.
Dengan demikian, bertahannya AS serta para sekutu di Irak dan sekitarnya sesungguhnya semakin menambah keterpurukan sistem perekonomian dan moneternya. Perlawanan "maha dasyat" terhadap kekuatan militer AS dan sekutunya di Irak di luar perkiraan dan hampir tak lazim dalam logika perang.
Kini AS menjumpai buah simalakama. Menarik pasukan "bapaknya mati". Melanjutkan invasinya "ibu yang tewas". Itulah yang terjadi.
Demikian sekilas cerita politik proteksi dan teori domino. Intinya jika satu pilar utama telah mati maka berimbas kepada kehancuran mata rantai pendukungnya. Kekalahan militer AS dan sekutu dalam perang di Irak mengandung konsekuensi kehancuran ekonomi dan dunia usaha penyuplainya.
Artinya ketika ekonomi AS menjadi pilar perekonomian global maka keambrukan sistemnya berdampak langsung pada sistem perekonomian dunia. Itulah efek teori domino.
Konklusi
Teori domino membantu kita memahami bagaimana peristiwa dapat berimbas dan mengandung konsekuensi yang signifikan terhadap sistem perekonomian dan dunia usaha. Dalam hal ini, kehancuran militer AS dan sekutunya di Irak menunjukkan efek teori domino yang jelas.
Untuk menghindari dampak buruk seperti itu, perlu dilakukan analisis lebih lanjut terhadap akibat-akibat dari keputusan yang diambil. Dalam kasus aparat negara Indonesia, perlu dipertanyakan apakah tugas negara atau bos yang menghidupinya harus didahulukan.
Kita juga perlu memahami bahwa teori domino bukan hanya berlaku pada tingkat nasional, tetapi juga dapat berimbas pada tingkat global. Dalam hal ini, kita perlu menjadi lebih aware terhadap akibat-akibat dari keputusan yang diambil dan berusaha mencari solusi yang lebih baik.
Sumber
Hamid Ghozali, "Teori Domino dan Efeknya dalam Sistem Perekonomian"