BT (Bacillus thuringiensis) adalah sebuah bakteri yang dikenal karena khasiatnya dalam mengendalikan hama serangga. Salah satu cara bagaimana BT dapat mengendalikan BT ialah dengan cara menargetkan spesies serangga tertentu.
Bagaimana BT bekerja?
BT harus dimakan oleh serangga untuk menyebabkan kematian. Toksin yang dihasilkan dari BT akan larut dalam pH tinggi di dalam perut serangga dan menjadi aktif. Toksin tersebut lalu menyerang sel-sel perut serangga, membuat lubang-lubang pada dinding perut. Spora-sporna BT lalu menggermin di dalam perut serangga dan menyebabkan kematian dalam waktu beberapa hari.
Walaupun toksin tersebut tidak langsung mematikan serangga, bagian tanaman yang diinfus Baktirus akan tetap tidak terganggu karena serangga tersebut berhenti mengkonsumsi makanan dalam waktu beberapa jam. Spora-sporna BT tidak menyebar ke serangga lain atau menyebabkan outreak penyakit pada sendiri.
Proses Kerja BT
Berikut adalah proses kerja BT:
- Serangga memakan kristal-kristal Baktirus dan spora.
- Toksin mengikat reseptor-reseptor khusus di dalam perut dan serangga berhenti mengkonsumsi makanan.
- Kristal-kristal Baktirus menyebabkan dinding perut rusak, memungkinkan spora dan bakteri normal yang ada di perut untuk masuk ke dalam tubuh.
- Serangga mati karena spora dan bakteri yang ada di tubuh mulai berkembangbiak.
Kelebihan BT
BT memiliki beberapa kelebihan, termasuk:
- Baktirus tersebut sangat spesifik. Strain-strain Baktirus berbeda-beda dan menargetkan reseptor-reseptor yang khusus di dalam perut serangga.
- Toksin dari Baktirus hanya efektif jika mengikat reseptor yang sesuai, sehingga tidak menyebabkan kerusakan pada perut yang seimbang.
- Setiap spesies serangga memiliki jenis reseptor yang berbeda-beda, seperti kunci dan gembok.
Karena alasan ini, petani harus sangat hati-hati dalam memilih strain Baktirus yang sesuai untuk mengendalikan hama serangga tertentu. Hal ini juga membantu serangga yang bermanfaat karena mereka tidak akan terganggu oleh strain Baktirus tersebut.
Dengan demikian, BT menjadi salah satu contoh bagaimana teknologi biologis dapat digunakan untuk mengendalikan hama tanpa menyebabkan kerusakan pada lingkungan.