Keterkaitan Gelap Pada Kehidupan: Lokust Swarms, Devastasi Tanaman, dan Kemiskinan

Keterkaitan Gelap Pada Kehidupan: Lokust Swarms, Devastasi Tanaman, dan Kemiskinan

Pada era yang kini kita hadapi, kebanyakan orang menyadari bahwa perubahan iklim adalah salah satu tantangan terbesar bagi umat manusia. Banyak negara di seluruh dunia mengalami bencana alam, seperti swarms of locusts, devastation of crops, and famine, yang berakibat pada kemiskinan dan keterkaitan gelap pada kehidupan.

Salah satu contoh yang paling tragis adalah Somalia, di mana surut panjang telah mengakibatkan bencana alam yang parah. Video package Vice berjudul "The Psychological and Physical Trauma People are Enduring in Somalia because of Prolonged Droughts" menunjukkan betapa parahnya situasi tersebut.

Menurut laporan UNICEF tahun 2023, 559 juta anak di seluruh dunia terpapar pada pemanasan global yang tinggi, dan perkiraan akan mencapai 2 miliar anak pada tahun 2050. Selama enam tahun dari 2017 hingga 2023, terdapat 43 juta pengungsian internal anak yang terkait dengan bencana alam, setara dengan sekitar 20.000 pengungsian anak per hari.

Keterkaitan Gender

Perempuan dan gadis adalah bagian dari populasi yang paling rentan terhadap krisis iklim dan kesehatan. Mereka mewakili 20 juta dari 26 juta orang yang dipindahkan oleh perubahan iklim, menurut penelitian Ipas. Penelitian lainnya di Mozambique dan Malawi juga menemukan bahwa:

Perubahan iklim memburukkan ketidaksetaraan gender yang sudah ada, mengganggu akses ke jasa kesehatan reproduksi, dan mengurangi kesempatan ekonomi untuk perempuan.
Perubahan iklim langsung dan tidak langsung mempengaruhi penggunaan kontrasepsi, niat kehamilan, hasil kehamilan, kemungkinan terhadap kekerasan seksual dan gender-based violence (SGBV), peranan ekonomi, dan kesehatan seksual.

Waktu segera sebelum, selama, dan setelah bencana alam ekstrem, seperti siklon, adalah saat akses ke jasa kesehatan reproduksi paling terganggu.
Ibu hamil termasuk risiko yang lebih tinggi karena perubahan iklim, menghadapi risiko abortus spontan, awal bersalin, dan komplikasi yang dapat berakibat pada penyakit, cedera, atau kematian.

Gadis remaja mengalami risiko yang lebih tinggi terhadap SGBV, perkawinan dini, debut seksual dini, dan kehamilan.

Keterkaitan HIV

Studi tahun 2020 dalam jurnal Climate Change menemukan bahwa perubahan iklim akan berakibat pada 11,6 hingga 16,0 juta kasus AIDS tambahan oleh tahun 2050 karena kenaikan suhu. Laporan Frontline AIDS menampilkan data dari beberapa negara di sub-Sahara Afrika.

Studi lainnya dalam jurnal Aids and Behavior menemukan bahwa kekeringan dapat mempengaruhi penyebaran HIV melalui meningkatkan kemiskinan dan perilaku risiko seksual, terutama di wilayah pedesaan. Penulis menggunakan data dari survei Population-Based HIV Impact Assessment 2016 di Eswatini, Lesotho, Tanzania, Uganda, dan Zambia.

Menyambung Garis

Grafik WHO di atas berguna untuk mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan bagi cerita tentang akibat-akibat tidak langsung perubahan iklim. Tanyakan kepada diri sendiri:

Apakah ada keterkaitan perubahan iklim dengan kejadian tersebut? Jika ada, berpikirlah bagaimana Anda akan membuat link untuk audiens Anda. Perhatikan risiko yang terkait dengan bencana alam di atas untuk membantu.

Siapa yang paling rentan terhadap keterkaitan perubahan iklim? Mereka mungkin termasuk orang-orang yang sakit, sistem makanan dan air, atau petani.
Siapa yang terpapar pada bencana alam? Mereka dapat mencakup orang-orang yang tinggal di pedalaman, pengungsian internal, atau warga negara yang lain.

Referensi

UNICEF. (2023). Climate Change and Child Poverty: A Review of the Evidence. UNICEF.

Ipas. (n.d.). Gender and Climate Change: A Review of the Literature. Ipas.

Vice. (n.d.). The Psychological and Physical Trauma People are Enduring in Somalia because of Prolonged Droughts. Vice.

Leave a comment