Menghadapi Inflasi Tinggi: Strategi Kebijakan untuk Mencegah Bust Economy

Menghadapi Inflasi Tinggi: Strategi Kebijakan untuk Mencegah Bust Economy

Krisis ekonomi global yang telah beberapa tahun terakhir menghantui kita semua. Salah satu faktor yang paling ditakuti oleh para ekonom dan pemimpin pemerintahan ialah inflasi tinggi yang berkepanjangan. Inflasi yang memperlihatkan tren yang terus meningkat memiliki dampak negatif yang sangat dahsyat terhadap laju pertumbuhan ekonomi global.

Inflasi ibaratnya seperti kobaran api yang dapat melalap apa saja sehingga perlu dipadamkan secepat mungkin guna mengerem laju tersebut. Jika inflasi tidak segera ditangani dengan baik, maka efek domino yang sangat dahsyat terhadap kondisi ekonomi suatu negara akan timbul.

Oleh karena itu, perlu dirumuskan berbagai strategi kebijakan untuk memitigasi dan mengurangi dampak inflasi yang melesat tersebut. Berikut adalah beberapa contoh kebijakan yang dapat dilakukan:

Kebijakan Moneter

Salah satu kebijakan moneter yang paling populer dan efektif ialah dengan melakukan kontraksi kebijakan moneter (contractionary monetary policy). Tujuan utama dari kebijakan ini adalah untuk mengurangi dan membatasi jumlah uang yang beredar dengan cara menaikkan suku bunga acuan bank sentral.

Contohnya, Reserve Bank of Australia (RBA) pada bulan Mei 2022 menaikkan suku bunga acuan mereka sebesar 50 basis poin (0,5%), dari 0,35% menjadi 0,85%. Demikian halnya dengan The Federal Reserve, bank sentral Amerika Serikat, pada 15 Juni kemarin menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin (0,75%) sehingga suku bunga acuan saat ini berada di kisaran 1,5%-1,75%.

Kebijakan Fiskal

Kebijakan fiskal lainnya yang dapat dilakukan adalah dengan menaikkan tarif pajak penghasilan maupun barang-barang dan jasa tertentu. Tujuannya untuk mengerem tingkat konsumsi masyarakat.

Penaikan tarif pajak itu dapat dilakukan untuk sementara sampai nanti kembali pada kondisi normal. Kebijakan ini efektif untuk meredam permintaan kredit konsumtif yang menjadi salah satu pemicu naiknya inflasi.

Kebijakan Bank Sentral

Kebijakan lainnya yang dapat dilakukan oleh bank sentral adalah dengan memperketat reserve requirement (RR) atau giro wajib minimum (GWM) milik bank-bank umum yang ada di bank sentral. Dengan menaikkan tarif GWM tersebut, tentunya likuiditas bank menjadi berkurang karena dana mereka menjadi lebih banyak yang tersimpan di bank sentral.

Akibatnya ialah, kemampuan bank untuk memberikan pinjaman menjadi semakin terbatas. Kebijakan ini efektif untuk meredam permintaan kredit konsumtif yang menjadi salah satu pemicu naiknya inflasi.

Dalam artikel ini, saya mencoba mengemukakan beberapa contoh kebijakan yang dapat dilakukan oleh pemerintah dan bank sentral untuk mencegah terjadinya bust economy. Semoga tulisan ini dapat membantu meningkatkan kesadaran kita semua terhadap pentingnya mengatur inflasi agar tidak berkepanjangan.

Tulisan ini merupakan pendapat pribadi.