Perubahan Iklim dan Efek Domino Bencana: Mencegah Kejadian yang Tidak Dapat Ditawar

Perubahan Iklim dan Efek Domino Bencana: Mencegah Kejadian yang Tidak Dapat Ditawar

Tanggal 1 November 2021, Taman Nasional Los Glaciares, Argentina. Pemanasan planet telah menyebabkan pencairan es di bumi, meningkatkan permukaan laut global dan memicu kejadian cuaca ekstrem. Sementara itu, lautannya sampah yang menumpuk di Danau Potpecko, Serbia, mengancam keanekaragaman hayati dan berdampak langsung maupun tidak langsung kepada manusia.

Perubahan iklim global telah mendorong terjadinya cuaca ekstrim di sejumlah tempat. Banjir yang merendam lahan pertanian di Desa Zhaoguo, Provinsi Henan, Tiongkok, dan banjir yang menggenangi lapangan St. Markus di Venice, Italia, adalah contoh-contoh kejadian cuaca ekstrem tersebut.

Namun, perubahan iklim bukan satu-satunya penyebab bencana. Gempa bumi juga dapat memicu berbagai jenis bencana lainnya, seperti tsunami, likuifaksi, longsor, banjir, kekurangan air bersih, kerusakan jaringan komunikasi, dan kerusakan jalan dan jembatan.

Gempa yang terjadi 28 September 2018 silam di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, adalah contoh bagaimana efek domino bencana dapat berlangsung. Gempa tersebut memicu longsor dan mengakibatkan rusaknya saluran irigasi yang mengairi ratusan hektar persawahan, sehingga sawah tidak lagi bisa digarap.

Gempa juga menyebabkan longsor yang begitu besar di wilayah desa Poi, yang kemudian telah diperingatkan oleh BNPB akan potensi banjir bandang. Dan beberapa bulan setelahnya, banjir bandang benar-benar terjadi.

Efek domino juga menjadi pertimbangan dalam pemilihan daerah pengungsian ataupun daerah evakuasi saat terjadi bencana. Salah satu contohnya adalah di desa Salua, Kabupaten Sigi, hunian sementara (Huntara) yang dibangun berada di daerah rawan banjir, sehingga belum lama dibangun, Huntara kembali tersapu banjir bandang.

Bencana adalah masalah yang sangat kompleks. Untuk itu, bencana multi-bahaya juga memerlukan penanggulangan multi disiplin ilmu, multi lapisan masyarakat, bahkan multi perspektif. Dan kunci dari semua itu adalah koordinasi.

Dalam menghadapi perubahan iklim dan efek domino bencana, kita harus siap dalam menangani berbagai jenis bencana yang dapat terjadi. Kita juga harus lebih aware terhadap potensi bencana yang akan datang dan membangun kemampuan untuk mencegah kejadian yang tidak dapat ditawar.

Sumber: Lingkar Ekspresi Mitigasi Bencana Palu