Gempa Bumi Besar Mungkin Memicu Gempa Lain di Belahan Dunia yang Berlawanan

Gempa Bumi Besar Mungkin Memicu Gempa Lain di Belahan Dunia yang Berlawanan

Sebuah studi terkini menunjukkan bahwa gempa bumi besar dapat memicu gempa lain di belahan dunia yang berlawanan, bahkan setelah beberapa jam. Penelitian ini dilakukan oleh tim peneliti dari Universitas California, Berkeley dan USGS (United States Geological Survey) dengan tujuan untuk memahami mekanisme gempa bumi yang lebih besar.

Gempa 2012 yang terjadi di Sumatra, Indonesia, adalah contoh bagaimana gempa bumi besar dapat memicu efek jauh. Menurut USGS, gempa ini hanya menimbulkan sedikit kerusakan, tetapi efeknya memicu gempa kecil selama tiga jam yang dibutuhkan gelombang seismik untuk merambat melalui kerak Bumi.

Studi lainnya yang dilakukan oleh tim peneliti USGS menemukan bahwa beberapa lindu dengan jumlah lima kali lebih besar dari perkiraan terjadi dalam enam hari setelah gempa Sumatra April 2012 dan gempa susulannya. Faktor-faktor yang dipercaya sebagai penyebab efek ini adalah kejadian gempa yang sangat rendah sebelum gempa utama, serta banyaknya patahan nyaris runtuh yang sensitif terhadap gelombang kejut.

Profesor Roland Burgmann dari UC Berkeley dan salah satu penulis studi tersebut mengatakan bahwa efek gempa bumi besar dapat bertahan selama lebih dari beberapa jam. "Studi ini menunjukkan bahwa, meski sangat jarang terjadi, gempa efek domino mungkin hanya terjadi setiap beberapa dekade, tetapi gempa bumi ini mungkin terjadi jika terjadi gempa yang tepat," kata Burgmann.

Burgmann juga menjelaskan bahwa mekanisme geser (strike-slip) seperti yang terjadi pada gempa di Samudera Hindia timur, 2012, lebih efektif menghasilkan gelombang yang disebut gelombang Cinta (Love waves), yang bergerak tepat di bawah permukaan dan cukup energik untuk mempengaruhi zona patahan yang jauh.

Analisis seismolog juga mendeteksi beberapa lindu dengan jumlah lima kali lebih besar dari perkiraan selama enam hari setelah gempa Sumatra April 2012 dan gempa susulannya. Faktor-faktor lainnya seperti kejadian gempa yang sangat rendah sebelum gempa utama, serta banyaknya patahan nyaris runtuh yang sensitif terhadap gelombang kejut, juga diyakini sebagai penyebab efek ini.

Dalam berbagai situasi, gempa besar dapat memicu getaran yang hampir tidak terdeteksi atau gempa mikro yang merupakan tanda adanya pergerakan lambat di bawah tanah. Salah satu kemungkinannya adalah gempa tersebut segera memicu pergerakan lambat di beberapa tempat, mungkin disertai dengan getaran yang terdeteksi, dan kemudian berkembang menjadi gempa yang lebih besar.

Sebuah peringatan penting bagi mereka yang tinggal di wilayah yang aktif secara seismik di seluruh dunia adalah bahwa efek gempa bumi besar dapat bertahan selama beberapa jam. Oleh karena itu, penting untuk memahami mekanisme gempa bumi dan bagaimana mereka dapat memicu efek jauh.