Banyak orang Kristen memiliki iman yang kuat dan teguh, tetapi bagaimana kita membangun iman kita itu? Kita tidak dapat menawarkan iman kita tanpa dasar, karena dasar dari iman Kristen adalah Yesus Kristus sendiri. Iman kita tidak berbasis pada sebuah buku, melainkan pada seorang, yakni Yesus Kristus (1 Korintus 3:11 ESV).
Beberapa orang mungkin bertanya, "Kalau kita tidak yakin dengan kitab Suci yang kita miliki, bagaimana kita bisa tahu apapun tentang Yesus dengan 100% pasti?" Mereka yang berpegang pada teologi dominonya mengatakan bahwa iman Kristen harus berbasis pada buku Suci secara keseluruhan.
Namun, kita juga memiliki sumber lain: tesimoni orang Kristen (baik sekarang maupun di masa lalu), saksi hidup Roh Kudus dalam hati kita, serta pengetahuan ilmiah dan sejarah yang mendukung keandalan umum kitab Suci dan pesan Kristen secara keseluruhan. Kita mungkin tidak dapat membuktikan bahwa kitab Suci adalah tanpa cela, tetapi kita dapat menunjukkan dalam cara yang nyata bahwa kitab Suci yang mengarah pada Tuhan itu relatif, cukup, dan sejarahnya andal dari berbagai sumber.
Kita tidak memiliki semua jawaban saat ini untuk pertanyaan-pertanyaan yang kita ajukan kepada kitab Suci, tetapi kita telah mempunyai cukup apa yang kita butuhkan untuk mengetahui Tuhan. Kita mungkin harus merevisi interpretasi beberapa bagian kitab Suci berdasarkan bukti baru, tetapi itu tidak berarti bahwa Allah sedang menyesatkan atau mengelabui kita dalam kitab Suci. Jika dasar iman kita berbasis pada Kristus, mengapa kita harus mengira bahwa Allah sedang menyesatkan?
Kita harus ingat bahwa iman kita tidak perlu berbasis pada dasar yang keras. Mengandalkan Yesus Kristus sendiri tidak memerlukan kita untuk meninggalkan struktur ajaran dan cerita kitab Suci. Kita dapat memiliki jawaban yang logis terhadap kesulitan-kesulitan dalam kitab Suci yang sesuai dengan karakter Tuhan yang diwahyukan. Namun, kita mungkin harus bersikap hati-hati dalam mengetahui jawaban-jawaban tersebut sementara waktu.
Pernyataan dasar iman Kristen adalah: Iman Kristen tidak perlu berbasis pada sebuah buku, melainkan pada seorang, yakni Yesus Kristus. Iman kita harus berbasis pada Kristus dan tidak pada kitab Suci. Kita tidak dapat membangun iman yang kuat tanpa dasar yang kokoh.
Jadi, apakah iman Anda berbasis pada dasar yang kokoh Yesus Kristus? Ataukah Anda memiliki pilhan dominonya yang Anda coba bangun?