Teori Domino: Definisi, Perang Dingin dan Perang Vietnam

Teori Domino: Definisi, Perang Dingin dan Perang Vietnam

Pada tahun 1950-an, teori domino menjadi salah satu alasan yang paling sering digunakan oleh Amerika Serikat untuk justifikasi kehadiran militer dan politiknya di Asia Tenggara. Teori ini mengatakan bahwa jika komunis berkuasa dalam sebuah negara, maka negara-negara lain di sekitarnya akan segera jatuh ke tangan komunis. Pada akhirnya, teori domino menjadi salah satu alasan yang paling sering digunakan oleh Amerika Serikat untuk justifikasi perang Vietnam.

Sejarah

Pada September 1945, pemimpin nasionalisme Vietnam, Ho Chi Minh, memproklamirkan kemerdekaan Vietnam dari Perancis. Perang tersebut berlangsung selama beberapa tahun dan menghasilkan kekalahan Prancis di tangan Viet Minh, sebuah gerakan komunis yang dipimpin oleh Ho Chi Minh.

Pada tahun 1950-an, pemerintah Amerika Serikat mulai meningkatkan keterlibatan militer dan politiknya di Vietnam. Mereka berpikir bahwa jika Vietnam jatuh ke tangan komunis, maka negara-negara lain di Asia Tenggara juga akan segera jatuh ke tangan komunis.

Eisenhower dan Teori Domino

Pada April 1954, saat perang antara Viet Minh dan Prancis berlangsung di Dien Bien Phu, Presiden Dwight D. Eisenhower mengatakan bahwa "jika kita memiliki barisan domino, maka kita dapat menumbangkan yang pertama dan apa yang akan terjadi dengan yang terakhir adalah keseruan bahwa ia akan segera jatuh." Eisenhower juga mengatakan bahwa jika Vietnam jatuh ke tangan komunis, maka negara-negara lain di Asia Tenggara, seperti Laos, Kamboja, Thailand, India, Jepang, Filipina, Indonesia, Australia dan Selandia Baru, akan segera jatuh ke tangan komunis.

Pengaruh Teori Domino terhadap Politik Amerika Serikat

Setelah Eisenhower mengatakan teori domino, frase tersebut mulai digunakan sebagai sintesis ekspresi strategi pentingnya Vietnam Selatan untuk Amerika Serikat dan perlunya menahan penyebaran komunisme di seluruh dunia. Dalam beberapa tahun berikutnya, pemerintah Amerika Serikat meningkatkan keterlibatan militer dan politiknya di Vietnam.

Pengalaman sejarah

Pada tahun 1961-62, Presiden John F. Kennedy meningkatkan keterlibatan militer dan politik Amerika Serikat di Laos, sebuah negara yang sedang berperang sipil. Pada tahun 1963, setelah bencana domestik terhadap diktator Ngo Dinh Diem di Vietnam Selatan, Kennedy mundur dari pendukungannya tetapi mengatakan bahwa dia percaya pada teori domino dan pentingnya menahan penyebaran komunisme di Asia Tenggara.

Pada tahun 1965, setelah Presiden Lyndon B. Johnson menjadi pimpinan Amerika Serikat, Amerika Serikat meningkatkan keterlibatan militer dan politiknya di Vietnam hingga lebih dari 500.000 personel.

Kritik Teori Domino

Teori domino sekarang sangat didiskreditkan karena gagal mengantisipasi sifat struggle North Vietnamese dan Viet Cong di Perang Vietnam. Pemerintah Amerika Serikat juga gagal melihat bahwa tujuan Ho Chi Minh tidaklah hanya ingin menyebar komunisme, tapi juga ingin merdeka Vietnam.

Pada tahun 1975, setelah Amerika Serikat mengundurkan diri dari perang, North Vietnamese bergerak ke Saigon dan memutuskan kemerdekaan Vietnam. Namun, komunisme tidak tersebar di seluruh Asia Tenggara. Dengan hanya beberapa pengecualian, seperti Laos dan Kamboja, negara-negara lain di region tetap tidak jatuh ke tangan komunis.

Referensi

  • Domino Theory. ScienceDirect.
  • Foreign Relations of the United States, 1952-1954, Indochina, Volume XIII, Part 1: Editorial Note. U.S. Department of State, Office of the Historian.
  • World War II, Race, and the Southeast Asian Origins of the Domino Theory. Wilson Center.

Penulis: [Nama Anda]

Leave a comment