=====================================================
Dalam kehidupan ini, kita seringkali menghadapi berbagai masalah dan tantangan. Salah satu dari mereka adalah terkait dengan rezeki. Banyak orang yang merasa khawatir karena tidak tahu apa yang akan terjadi pada masa depan. Mereka berpikir bahwa rezeki yang mereka dapatkan tidak sebanyak orang lain, sehingga mereka menjadi iri dan kecewa.
Namun, Allah SWT telah menentukan kadar rezeki dari setiap hamba-Nya. Dalam Al-Qur'an Surat At Talaq ayat 3, Allah berfirman: "Waa yarzuqhu min ḥaiṡu lā yaḥtasib(u), wa may yatawakkal ‘alallāhi fa huwa ḥasbuh(ū), innallāha bāligu amrih(ī), qad ja‘alallāhu likulli syai'in qadrā(n)". Artinya, "Dan menganugerahkan kepadanya rezeki dari arah yang tidak dia duga. Siapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)-nya. Sesungguhnya Allahlah yang menuntaskan urusan-Nya. Sungguh, Allah telah membuat ketentuan bagi setiap sesuatu."
Dalam tafsir Kementerian Agama dijelaskan bahwa Allah akan memberi makhluk-Nya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka dengan memberikan kebutuhan fisik ataupun kebutuhan ruhani. Dan barang siapa bertawakal kepada Allah dalam segala urusan, niscaya Allah cukup sebagai tempat mengadu bagi diri-nya.
Rezeki Tidak Akan Tertukar
Dalam berbagai ayat Al-Qur'an, kita dapat menemukan konsep bahwa rezeki tidak akan tertukar. Rezeki yang diterima oleh seseorang itu adalah sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan mereka. Allah SWT telah menjadikan segala sesuatu dengan kadarnya sehingga setiap orang tidak akan menghadapi masalah di luar batas kemampuannya.
Bagi orang-orang yang bertakwa kepada Allah, mereka tidak saja diberi dan dimudahkan jalan keluar dari kesulitan yang dihadapinya, tetapi juga diberi rezeki oleh Allah dari arah yang tidak disangka-sangka, yang belum pernah terlintas dalam pikirannya.
Bertawakal kepada Allah
Bertawakal kepada Allah artinya berserah diri kepada-Nya, menyerahkan sepenuhnya kepada-Nya keberhasilan usaha. Setelah ia berusaha dan memantapkan satu ikhtiar, barulah ia bertawakal. Bukanlah tawakal namanya apabila seorang menyerahkan keadaannya kepada Allah tanpa usaha dan ikhtiar. Berusaha dan berikhtiar dahulu baru bertawakal menyerahkan diri kepada Allah.
Dalam Hidup Ini
Kita harus menjaga kepercayaan bahwa rezeki tidak akan tertukar. Kita harus berserah diri kepada Allah, menyerahkan sepenuhnya keberhasilan usaha. Janganlah kita menjadi iri dan kecewa karena rezeki yang kita dapatkan tidak sebanyak orang lain.
Kita harus ingat bahwa Allah SWT telah menjadikan segala sesuatu dengan kadarnya sehingga setiap orang tidak akan menghadapi masalah di luar batas kemampuannya. Jadi, yakinlah bahwa setiap kehendak yang sudah Allah tentukan kepada kita, itu adalah yang terbaik bagi kita.
Simpul
Rezeki tidak akan tertukar. Allah SWT telah menentukan kadar rezeki dari setiap hamba-Nya. Kita harus berserah diri kepada Allah, menyerahkan sepenuhnya keberhasilan usaha. Janganlah kita menjadi iri dan kecewa karena rezeki yang kita dapatkan tidak sebanyak orang lain.
Kita harus ingat bahwa Allah SWT adalah Maha Mengetahui, Maha Pemilik segala sesuatu. Kita harus berserah diri kepada-Nya, menyerahkan sepenuhnya kepada-Nya keberhasilan usaha. Dengan demikian, kita akan mendapatkan rezeki yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan kita.
Kesimpulan
Rezeki tidak akan tertukar. Allah SWT telah menentukan kadar rezeki dari setiap hamba-Nya. Kita harus berserah diri kepada Allah, menyerahkan sepenuhnya keberhasilan usaha. Janganlah kita menjadi iri dan kecewa karena rezeki yang kita dapatkan tidak sebanyak orang lain.
Kita harus ingat bahwa Allah SWT adalah Maha Mengetahui, Maha Pemilik segala sesuatu. Kita harus berserah diri kepada-Nya, menyerahkan sepenuhnya kepada-Nya keberhasilan usaha. Dengan demikian, kita akan mendapatkan rezeki yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan kita.