Kemudian, kita harus mengetahui bahwa rezeki tidak hanya berupa uang atau materi, tetapi juga berupa rasa nyaman yang dirasakan oleh hati. Rezeki dapat mengalir ke individu dengan cara yang berbeda-beda, dan Allah akan memberikan haknya dalam bentuk yang lain jika terjadi perbedaan rezeki.
Menurut Syekh, di sinilah umat Islam perlu bersikap qanaah, menerima bagian yang telah diterima. Hidup akan tambah bermakna dengan sikap qanaah terhadap rezeki yang halal. Hendaknya menjaga etika jika melihat orang lain diberi rezeki lebih. Tidak ada yang tahu apa hikmah di balik pemberian yang berlimpah itu.
Kemuliaan bukan terdapat pada bertambahnya rezeki, tetapi sejauh mana ia mampu memanfaatkan sebaik-baiknya dalam pendayagunaan rezeki itu. Minimnya rezeki yang diperoleh bukan berarti seseorang rendah dan hina.
Maka, tenanglah wahai mereka kaum miskin dhuafa. Allah tak akan menelantarkan hamba-Nya tanpa rezeki sedikit pun. Dan, bersikaplah hati-hati bagi mereka yang berkecukupan dan lebih rezekinya. Apa yang mereka peroleh adalah ajang ujian untuk mereka.
"Adapun manusia apabila Tuhannya mengujinya lalu Dia dimuliakan-Nya dan diberi-Nya kesenangan, Dia akan berkata, 'Tuhanku telah memuliakanku.' Adapun bila Tuhannya mengujinya lalu membatasi rezekinya, dia berkata, 'Tuhanku menghinakanku'." (QS al-Fajr [89]: 14-15)
Dalam kaitan dengan hal tersebut, perlu kita ingat bahwa Allah memberi rezeki kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya tanpa batas. "Dan Allah memberi rezeki kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya tanpa batas." (QS al-Baqarah [2]: 212).
Ketentuan dan hitungan matematis, besaran output akan ditentukan oleh besaran input. Tetapi, itu tidak berlaku dalam konteks rezeki yang Allah berikan; Allah tidak memberikan batas. Bahkan, tak jarang Allah memberi rezeki di luar batas usaha yang telah ditempuh oleh seorang hamba—apa yang diperoleh bisa lebih banyak dari yang dikira dan telah diusahakan.
Simaklah ayat-ayat yang mengatakan bahwa Allah tidak akan menelantarkan hamba-Nya tanpa rezeki sedikit pun. Dan, bersikaplah hati-hati bagi mereka yang berkecukupan dan lebih rezekinya. Apa yang mereka peroleh adalah ajang ujian untuk mereka.
Dalam konteks ini, kita juga perlu mengingat bahwa rezeki bukan hanya uang semata, tetapi segala sesuatu yang dirasakan manfaatnya oleh manusia. Karena itu, bentuk rezeki yang diberikan Allah tidak terbatas.
Donasi Literasi Umat
Gerakan "Literasi Umat" merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Terima kasih
Terima kasih atas kesempatan kita untuk menulis artikel ini. Semoga kita dapat memahami bahwa rezeki adalah ujian dan Allah tidak memberikan batas. Dan, semoga kita dapat menjadi penerima yang baik dan bersikap qanaah terhadap rezeki yang diberikan Allah.
Literasi Umat
Gerakan "Literasi Umat" merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Donasi Literasi Umat
Kami berterima kasih atas setiap sumbangan Anda. Sumbangan Anda dapat membantu kami untuk terus memudahkan akses informasi kepada masyarakat.
Hubungi Kami
Jika Anda ingin mengetahui lebih lanjut tentang Gerakan "Literasi Umat", silakan hubungi kami melalui email atau WhatsApp.