Jika kita berbicara tentang sejarah bisnis di Indonesia, tidak akan lengkap tanpa menyebut nama PT Sri Rejeki Isman Textile (Sritex), sebuah perusahaan tekstil yang didirikan oleh Lukminto pada tahun 1968. Perusahaan ini awalnya bernama UD Sri Rejeki Isman dan berlokasi di Jl. Kyai Maja, tepi Bengawan Solo.
Pada tahun 1978, Sritex telah terdaftar sebagai perseroan terbatas di Departemen Perdagangan, dengan nama PT Sri Rejeki Isman Textile. Kemudian, perusahaan ini lebih dikenal sebagai Sritex. Pada tahun 1982, Sritex mendirikan pabrik tenun pertamanya, yang menjadi tonggak sejarah bagi perkembangannya.
Pada tahun 1992, bisnis Sritex membesar dengan pabriknya yang memiliki empat lini produksi, meliputi pemintalan, penenunan, sentuhan akhir, dan busana. Pada tanggal 3 Maret 1992, pabrik Sritex diresmikan oleh Presiden RI Bapak Soeharto bersama 275 pabrik aneka industri lainnya di daerah Surakarta, Jawa Tengah.
Sritex mencapai kesuksesan dengan memiliki jumlah karyawan yang mencapai sekitar 20.000 orang, kebanyakan beragama Islam. Lukminto sendiri juga pernah beragama Islam dan telah memutuskan menjadi Muslim pada tahun 1994.
Pada tahun 1994, Sritex memenangkan kontrak pengadaan seragam dengan North Atlantic Treaty Organization (NATO) alias Pakta Pertahanan Atlantik Utara, dengan nilai sebesar US$ 10,87 juta. Prestasi ini tidak hanya karena Sritex memenangkan pengadaan seragam ABRI, tapi juga karena keberhasilannya dalam membuat 500.000 seragam militer NATO.
Selain itu, Sritex juga dipercaya untuk memproduksi seragam militer TNI dan kepolisian Indonesia. Sampai saat ini, PT Sritex telah memproduksi seragam militer lebih dari 30 negara.
Pada tahun 2013, Sritex melantai di bursa saham dengan nama PT Sri Rejeki Isman Tbk. Semua juga karena Lukminto. Dalam masa orde baru, seperti disebut George Junus Aditjondro dalam Menyongsong matahari terbit di puncak Ramelau (2000:146), adik laki-laki daripada Menteri Penerangan Harmoko yang bernama Noor Slamet Asmoprawiro adalah rekan bisnis Lukminto juga.
Lukminto sendiri lahir pada tanggal 1 Juni 1946 di Kertosono, Nganjuk, Jawa Timur. Orang seperti Lukminto tidak bercita-cita seperti kebanyakan anak Indonesia, seperti jadi tentara atau dokter. Untuk jadi abdi negara orang seperti Lukminto sulit, karena berdarah Tionghoa.
Namun, tanpa pengusaha kain seperti Lukminto golongan-golongan itu tak bisa berseragam. Karena itu, Sritex telah menjadi salah satu perusahaan tekstil yang sukses di Indonesia dan telah membantu meningkatkan ekspor produk tekstil Indonesia ke berbagai negara.
Kesimpulan
Dalam artikel ini, kita telah mengetahui tentang sejarah PT Sri Rejeki Isman Textile (Sritex) dari kemunculan hingga kesuksesan. Perusahaan yang didirikan oleh Lukminto pada tahun 1968 telah menjadi salah satu perusahaan tekstil yang sukses di Indonesia dan telah membantu meningkatkan ekspor produk tekstil Indonesia ke berbagai negara.
Perjalanan Sritex tidak hanya terlihat dari sisi bisnis, tapi juga dari sisi sosial. Perusahaan ini telah memberikan kesempatan kerja bagi ribuan orang dan telah menjadi contoh bagaimana golongan-golongan minoritas dapat sukses dalam bisnis di Indonesia.
Namun, perjalanan Sritex tidak hanya berhenti di situ. Perusahaan ini terus berkembang dan meningkatkan kualitas produknya, sehingga dapat bersaing dengan perusahaan tekstil lainnya di dunia.