Mengatasi Osteoporosis dengan Makanan yang Alami

Mengatasi Osteoporosis dengan Makanan yang Alami

Pernahkah Anda mendengar tentang program osteoporosis reversal? Program ini tidak hanya membantu mencegah penyebaran osteoporosis, tetapi juga dapat mengembalikan kesehatan tulang. Salah satu cara untuk mencapai tujuan tersebut adalah dengan memilih makanan yang tepat.

Dosis Harian yang Dianjurkan

Salah satu komponen penting dalam program osteoporosis reversal adalah asupan vitamin E. Vitamin ini memiliki sifat sebagai pengencer darah alami dan antioksidan yang kuat. Makanan seperti kacang, biji-bijian, dan bulatan dapat meningkatkan vasodilasi.

Bulb

Bawang merah adalah salah satu sumber polyphenol tulang sehat dan senyawa sulfur yang juga berfungsi sebagai anti-clotting agent. Mereka juga kaya akan boron dan vitamin C. Bawang putih kaya akan senyawa sulfur dan dikenal karena sifat anti-clottingnya.

Makanan yang Kaya dengan Lycopene

Lycopene adalah antoksidan yang kuat yang ditemukan pada makanan merah seperti watermelon, tomat, dan grapefruit. Lycopene berperan penting dalam kesehatan tulang karena melindungi sel-sel tulang dari kerusakan.

Herba dan Bumbu

Cayenne dan turmeric dapat meningkatkan sirkulasi darah, sehingga Anda harus menggunakannya sebanyak mungkin.

Lingkaran Kesehatan

Siapa sangka bahwa Anda dapat memulihkan kesehatan tulang dan meningkatkan alkalinitas dengan hanya melakukan beberapa tindakan yang sederhana seperti berpeluh dan memakan makanan enak? Ini adalah bukti lagi bahwa ketika Anda melakukan sesuatu yang benar untuk salah satu aspek kesehatan, Anda juga membantu proses biologis lainnya.

Dokter tidak Berbuat demikian

Dokter seringkali menawarkan obat-obatan yang dapat merusak proses biologis lainnya. Oleh karena itu, jangan khawatir dengan kesehatan tulang Anda… mulai berpeluh untuk kesehatan tulang Anda.

Hingga Waktu Berikut

Referensi:

  1. Gokce N, Keaney JF, Jr., Frei B, et al. Long-term ascorbic acid administration reverses endothelial vasomotor dysfunction in patients with coronary artery disease. Circulation. 1999;99(25):3234-3240

Leave a comment