Mitos atau Kebenaran? Tanaman Sri Rejeki Beracun atau Tidak

Mitos atau Kebenaran? Tanaman Sri Rejeki Beracun atau Tidak

Ketika mencari informasi online, kita seringkali menemukan postingan yang berisi klaim bahwa tanaman Sri Rejeki (dieffenbachia) adalah tanaman beracun dan berbahaya, terutapi bagi anak-anak. Postingan tersebut biasanya disertai gambar atau video yang menggambarkan konsekuensi fatal jika anak-anak memakan daun atau bagian lain dari tanaman ini.

Namun, apakah klaim tersebut benar-benar tepat? Jawabannya adalah tidak. Tanaman Sri Rejeki memang memiliki sifat racun yang disebut kalsium oksalat, namun hal itu tidak berarti bahwa tanaman ini beracun dan berbahaya.

Menurut profesor farmakologi dari University of Pittsburgh Medical Center, Ed Krenzelok, belum pernah melihat kematian terkait dengan tanaman dieffenbachia. Penyebab iritasi dari tanaman ini adalah kandungan zat kimia yang disebut kalsium oksalat, namun hal itu dapat diatasi dengan cepat dan mudah.

Keracunan dari menelan tanaman yang mengandung oksalat jarang terjadi karena sakit mulut yang hebat biasanya mencegah anak-anak untuk memakan tanaman tersebut dalam jumlah yang signifikan. Oleh karena itu, klaim bahwa tanaman Sri Rejeki beracun dan berbahaya bagi anak-anak tidaklah benar.

Dalam beberapa tahun terakhir, postingan serupa tentang tanaman Sri Rejeki telah beredar luas di media sosial dan lain-lain. Postingan tersebut biasanya disertai gambar atau video yang menggambarkan konsekuensi fatal jika anak-anak memakan daun atau bagian lain dari tanaman ini.

Namun, penelusuran lebih lanjut menunjukkan bahwa postingan tersebut berisi informasi yang tidak tepat. Anak kecil yang tampak dalam unggahan foto tersebut bernama Nashwa dan dia sempat mengalami pembengkakan di sekitar mulut karena memakan daun tanaman Sri Rejeki, namun dia telah sembuh selepas mendapatkan perawatan obat dari dokter.

Dalam kesimpulan, tanaman Sri Rejeki memang memiliki sifat racun yang disebut kalsium oksalat, namun hal itu tidak berarti bahwa tanaman ini beracun dan berbahaya. Kita harus lebih cermat dalam menyeleksi informasi yang kita dapatkan online dan tidak segera percaya pada postingan yang mengklaim bahwa suatu hal adalah berbahaya.

Referensi: