Allah SWT telah menentukan takdir bagi setiap makhluknya. Maka, sebagai seorang muslim diwajibkan untuk berusaha bekerja sungguh-sungguh dan banyak beramal kebaikan untuk menyambut takdir kita, karena kita akan dipermudah menuju takdir kita.
Dalam sebuah hadits yang panjang para sahabat pernah bertanya kepada Rasulullah tentang permasalahan tersebut:
“Wahai Rasulullah! Kalau begitu apakah tidak sebaiknya kita berserah diri kepada takdir kita dan meninggalkan amal-usaha?”
Rasulullah bersabda: “Barang siapa yang telah ditentukan sebagai orang yang berbahagia, maka dia akan mengarah kepada perbuatan orang-orang yang berbahagia. Dan barang siapa yang telah ditentukan sebagai orang yang sengsara, maka dia akan mengarah kepada perbuatan orang-orang yang sengsara.”
Kemudian beliau melanjutkan sabdanya: “Beramallah! Karena setiap orang akan dipermudah! Adapun orang-orang yang ditentukan sebagai orang berbahagia, maka mereka akan dimudahkan untuk melakukan amalan orang-orang bahagia. Adapun orang-orang yang ditentukan sebagai orang sengsara, maka mereka juga akan dimudahkan untuk melakukan amalan orang-orang sengsara.” (H.R Muslim)
Hadits di atas menunjukan bahwa setiap muslim diperintahkan untuk berusaha mendapatkan rezeki. Hal tersebut karena takdir seorang hamba akan mengarah sesuai dengan apa yang ia perbuat.
Mengapa Allah Tidak Melapangkan Rezeki yang Sebesar-sebesarnya Bagi Umat Manusia?
Setiap orang memiliki kadar rezeki yang berbeda-beda. Ada seseorang yang memiliki harta berlimpah, kesehatan dan keluarga yang harmonis. Namun ada juga orang yang tidak memiliki salah satunya, bahkan ada yang tidak memiliki itu semua.
Allah adalah Dzat yang maha mengetahui, Ia menakdirkan sesuatu sesuai dengan kehendak-Nya. Allah mengetahui atas apa yang Ia berikan kepada hambanya.
“Dan jikalau Allah melapangkan rezeki kepada hamba-hamba-Nya tentulah mereka akan melampaui batas di muka bumi, tetapi Allah menurunkan apa yang dikehendaki-Nya dengan ukuran. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui (keadaan) hamba-hamba-Nya lagi Maha Melihat.” (Q.S Asy-Syuraa: 27)
Sebagai Seorang Hamba
Sebagai seorang hamba hendaklah kita bersyukur atas apa yang telah kita miliki. Apa yang kita miliki bisa jadi itu yang terbaik untuk kita namun kita tidak menyadarinya. Bisa jadi apa yang tidak kita miliki itu bisa mendatangkan keburukan bagi kita, sungguh Allah maha mengetahui segala sesuatu yang terbaik untuk hambanya.
Allah menjadikan rezeki setiap makhluknya berbeda-beda bukan tanpa tujuan. Hal tersebut sebagai ujian bagi makhluknya untuk melihat siapa di antara mereka yang lebih baik amalnya. Allah menjelaskan hal tersebut dalam ayat berikut:
“Yang menciptakan mati dan hidup, untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Mahaperkasa, Maha Pengampun.” (Q.S Al-Mulk: 2)
Nasihat Bagi yang Rezekinya Sedikit
Allah adalah Dzat yang maha pengasih. Ia mengetahui apa yang terbaik untuk umatnya, seringkali seseorang mengeluh karena merasa rezeki yang didapatnya sangat sedikit. Hal tersebut bisa jadi karena ujian dari Allah. Tentu jika menjalaninya dengan sabar akan mendapat derajat yang tinggi di sisi Allah pada hari akhir nanti.
Di antara hikmah lainnya bagi seseorang yang rezekinya sedikit adalah dimudahkannya hisab di akhirat nanti. Bisa jadi itu adalah bentuk pertolongan Allah agar mempermudah hisab kita di akhirat nanti.
Dalam kesimpulan, sebagai seorang muslim diwajibkan untuk berusaha bekerja sungguh-sungguh dan banyak beramal kebaikan untuk menyambut takdir kita. Beramal dan berdoa adalah kunci utama dalam menghadapi rezeki yang ditentukan Allah SWT.