Dalam era bisnis yang sangat kompetitif, perusahaan harus selalu meningkatkan motivasi karyawan untuk mencapai tujuan organisasinya. Salah satu cara untuk melakukannya adalah dengan membuat program motivasi yang efektif dan sesuai dengan kebutuhan karyawan. Dalam artikel ini, kita akan membahas bagaimana membuat program motivasi yang dapat meningkatkan skor motivasi karyawan secara stabil.
Langkah 1: Identifikasi Penyebab dan Efek
Pertama-tama, kita harus identifikasi dua item yang ingin kita bandingkan. Satu item dapat diidentifikasi sebagai penyebab dicurigai (cause), sedangkan yang lain adalah efek dicurigai (effect). Hal ini mungkin berasal dari penggunaan alat-alat lain, seperti Diagram Efek-Penyebab Hubungan atau Diagram Scatter.
Langkah 2: Identifikasi Pengukuran
Kedua, kita harus identifikasi pengukuran yang akan diambil. Keduanya harus variabel (yaitu diukur pada skala kontinu) dan itu harus mungkin untuk mengukur keduanya pada saat yang sama. Penting untuk membuat pengukuran sespesifik mungkin untuk mengurangi variasi dan meningkatkan kemungkinan hubungan yang lebih tinggi.
Langkah 3: Membuat Pengukuran
Ketiga, kita harus membuat 50-100 pasang pengukuran. Ketika melakukan hal ini, kita harus bertujuan untuk menjaga semua variabel lain stabil mungkin, karena dapat mengganggu dengan angka akhir. Berhati-hatilah ketika mengukur perilaku manusia, sebagai tindakan pengukuran dapat menyebabkan orang diukur untuk mengubah perilaku mereka, terutama jika mereka mencurigai mereka mungkin kehilangan keluar dalam beberapa cara.
Langkah 4: Plotting Pengukuran
Keempat, kita harus plotting pengukuran di Scatter Diagram. Desain sumbu dan sisik pada diagram untuk memberikan penyebaran maksimum visual poin. Hal ini mungkin melibatkan menggunakan skala yang berbeda dan membuat sumbu salib di non-nilai nol.
Langkah 5: Membuat Garis Regresi
Kelima, jika korelasi tinggi, kita dapat membuat garis regresi dengan menghubungkan titik-titik pada diagram. Hal ini dapat dihitung atau diperkirakan dengan mata (meskipun hal ini harus dibuat jelas bagi pembaca masa depan diagram).
Langkah 6: Menghitung Koefisien Korelasi
Keenam, jika korelasi cukup linear, maka kita dapat menghitung koefisien korelasi.
Langkah 7: Menafsirkan Diagram
Ketujuh, kita harus menafsirkan diagram dan bertindak sesuai. Hal ini mungkin untuk mengidentifikasi perbaikan atau untuk memungkinkan estimasi nilai efek masa depan.
Praktik Variasi
Dalam membuat program motivasi yang efektif, beberapa praktik variasi yang perlu diperhatikan antara lain:
- Jika titik pada Diagram Scatter bertepatan dengan poin lainnya, kita harus memperlihatkan bahwa satu titik sebenarnya adalah dua atau lebih.
- Jika pengukuran sulit diperoleh, kita dapat menggunakan 30 pasangan pengukuran sebagai minimum.
- Gunakan Tabel Korelasi ketika kebetulan beberapa poin diukur.
- Pisahkan set pengukuran dapat ditampilkan pada Diagram Scatter yang sama, yang dapat dibedakan dari satu sama lain dengan menggunakan spidol berbentuk berbeda untuk setiap set poin.
Dengan demikian, kita dapat membuat program motivasi yang efektif dan sesuai dengan kebutuhan karyawan. Dalam artikel ini, kita telah membahas bagaimana membuat program motivasi yang dapat meningkatkan skor motivasi karyawan secara stabil.