Dalam ilmu kelautan, Deep Scattering Layer (DSL) adalah lapisan penghambur yang terdiri dari partikel atau organisme kecil yang berada pada kedalaman air tertentu. Penelitian tentang DSL sangat penting dalam memahami ekosistem perairan dan cara bagaimana organisme kecil tersebut berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi DSL menggunakan intensitas gema hasil pengukuran Acoustic Doppler Current Profiler (ADCP) dan menganalisis pola migrasi DSL di Selat Makassar dan Selat Lombok. ADCP adalah alat yang digunakan untuk mengukur kecepatan arus air dan kandungan partikel atau organisme dalam perairan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola migrasi DSL di Selat Makassar dan Selat Lombok memperlihatkan pola migrasi twilight, yaitu terjadi pada waktu senja. Kedalaman minimum terendah yang ditemukan adalah 190 meter, yang terjadi karena pengaruh Musim Timur.
Pola migrasi DSL di Selat Makassar dan Selat Lombok juga menunjukkan perbedaan kecepatan migrasi sebelum dan setelah peak saat matahari terbit dan terbenam. Kecepatan migrasi sebelum peak lebih cepat dibandingkan kecepatan migrasi setelah peak, terutama pada waktu senja.
Rata-rata kecepatan migrasi sebelum peak saat matahari terbit di Selat Makassar adalah 1,71 cm/det, sedangkan rata-rata kecepatan migrasi sebelum peak saat matahari terbenam adalah 1,02 cm/det. Rata-rata kecepatan migrasi setelah peak saat matahari terbit adalah 1,21 cm/det, dan setelah peak saat matahari terbenam adalah 1,87 cm/det.
Pola migrasi DSL di Selat Lombok juga menunjukkan perbedaan kecepatan migrasi sebelum dan setelah peak, yaitu rata-rata kecepatan migrasi sebelum peak saat matahari terbit adalah 0,79 cm/det, sedangkan rata-rata kecepatan migrasi sebelum peak saat matahari terbenam adalah 0,68 cm/det. Rata-rata kecepatan migrasi setelah peak saat matahari terbit adalah 0,94 cm/det, dan setelah peak saat matahari terbenam adalah 1,20 cm/det.
Dalam sintesis, penelitian ini menunjukkan bahwa pola migrasi DSL di Selat Makassar dan Selat Lombok memperlihatkan perbedaan kecepatan migrasi sebelum dan setelah peak, serta memperlihatkan pengaruh Musim Timur terhadap lapisan termal. Hasil penelitian ini dapat membantu dalam memahami ekosistem perairan dan cara bagaimana organisme kecil berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya.
Referensi:
-
Manik, H. M., & Jaya, I. (2009). Perbandingan pola migrasi Deep Scattering Layer di Selat Makassar dan Selat Lombok menggunakan nilai Acoustic Volume Backscattering Strength hasil pengukuran ADCP. Skripsi, IPB University.
-
INSTANT Cruise Report 2004-2005. (2006). Indonesian National Institute of Aeronautics and Space.