Prurigo pigmentosa adalah penyakit kulit langka yang ditandai oleh kemerahan dan pembesaran yang diikuti dengan pigmenasi permanen. Penyakit ini umumnya terjadi pada individu berketurunan Iran atau Turki, namun dapat terjadi pada orang lain juga.
Penyakit ini pertama kali dilaporkan oleh Nagashima et al. tahun 1971 dan sejak itu beberapa penelitian telah dilakukan untuk memahami penyakit ini lebih lanjut. Penyakit ini seringkali tidak di diagnosis dengan tepat karena kurangnya kesadaran akan penyakit ini di Barat.
Penyakit prurigo pigmentosa dapat dibedakan dari penyakit lainnya seperti dermatitis contact yang ditandai oleh kemerahan dan pembesaran, namun tidak diikuti dengan pigmenasi. Penyakit ini juga dapat dibedakan dari penyakit Dowling-Degos yang memiliki pigmenasi pada area flexural.
Pengobatan untuk prurigo pigmentosa biasanya melibatkan penggunaan obat-obat antibiotik tetrasyklina seperti minocycline dan doxycycline, serta dapsone. Obat-obat ini dianggap efektif dalam menghambat kemotaksis neutrofil. Steroid topikal atau oral tidak menunjukkan hasil yang signifikan.
Penyakit prurigo pigmentosa adalah penyakit kulit langka yang memerlukan diagnosis yang tepat dan pengobatan yang sesuai. Penting untuk melakukan penelitian histopatologi untuk memastikan diagnosa yang benar.
Daftar Referensi
- Nagashima M., Ohshiro A., Schimuzu N. A peculiar pruriginous dermatosis with gross reticular pigmentation [in Japanese] Jpn J Dermatol. 1971;81:38–39.
- Cotterill J.A., Ryatt K.S., Greenwood R. Prurigo pigmentosa. Br J Dermatol. 1981;105(6):707–710.
- Nagashima M. Prurigo pigmentosa–clinical observations of our 14 cases. J Dermatol. 1978;5(2):61–67.
- Asgari M., Daneshpazhooh M., Chams Davatchi C., Boer A. Prurigo pigmentosa: An underdiagnosed disease in patients of Iranian descent? J Am Acad Dermatol. 2006;55(1):131–136.
- Baykal C., Buyukbabani N., Akinturk S., Saglik E. Prurigo pigmentosa: Not an uncommon disease in the Turkish population. Int J Dermatol. 2006;45(10):1164–1168.
- Boer A., Asgari M. Prurigo pigmentosa: An underdiagnosed disease? Indian J Dermatol Venereol Leprol. 2006;72(6):405–409.
- Boer A., Misago N., Wolter M., Kiryu H., Wang X.D., Ackerman A.B. Prurigo pigmentosa: A distinctive inflammatory disease of the skin. Am J Dermatopathol. 2003;25(2):117–129.
- Oh Y.J., Lee M.H. Prurigo pigmentosa: A clinicopathologic study of 16 cases. J Eur Acad Dermatol Venereol. 2012;26(9):1149–1153.
- Boer A., Ackerman A.B. Prurigo pigmentosa is distinctive histopathologically. Int J Dermatol. 2003;42(5):417–418.
- Tanii T., Kono T., Katoh J., Mizuno N., Fukuda M., Hamada T. A case of prurigo pigmentosa considered to be contact allergy to chromium in an acupuncture needle. Acta Derm Venereol. 1991;71(1):66–67.
Kesimpulan
Prurigo pigmentosa adalah penyakit kulit langka yang ditandai oleh kemerahan dan pigmenasi permanen. Penyakit ini dapat diobati dengan obat-obat antibiotik tetrasyklina dan dapsone, namun tidak menunjukkan hasil yang signifikan dengan penggunaan steroid topikal atau oral. Penting untuk melakukan penelitian histopatologi untuk memastikan diagnosa yang benar.