=====================================================
Pengujian korelasi atau hubungan antara dua variabel yang berskala interval/rasio dan berdistribusi normal adalah salah satu dari uji parametris. Dalam tutorial ini, kita akan membahas cara melakukan pengujian korelasi menggunakan scatter diagram dengan Excel.
Langkah I: Membuat 2 Array Tabulasi Data Uji Pearson
Isi data yang bersifat kuantitatif ke dalam dua array tabulasi. Kuantitatif artinya adalah data berupa angka atau disebut juga data numerik.
Contoh Tabulasi Data Uji Pearson:
IQ | Nilai Ujian
-------|--------
80 60
70 55
90 75
85 65
...
Langkah II: Membuat Formula Pearson dalam Excel
Excel telah menyediakan fitur bawaan untuk mempermudah pengguna excel dalam melakukan uji pearson, yaitu dengan formula “pearson”. Contohnya adalah sebagai berikut:
Buat Kode seperti berikut pada cell D2:
=pearson(A2:A20;B2:B20)
Formula Pearson Product Moment:
Hasil Uji Pearson dengan Formula Excel
Interprestasi atau cara baca excel:
- Nilai r pearson > 0: Berarti ada hubungan yang positif.
- Mendekati 1: Berarti hubungan kuat.
Langkah III: Membuat Scatter Diagram dengan Excel
Klik INSERT, klik Scatter, Pilih Scatter With Smooth Markers.
Menu Scatter Diagram Excel:
- Klik kanan, SELECT DATA, Blok Array 1 dan 2 (IQ dan Nilai Ujian).
- Hasil Scatter Diagram dengan Excel:
- Jenis Scatter: Line
- R2 = 0.6845
Menampilkan Persamaan Regresi Excel:
Interprestasi Scatter Diagram Uji Pearson
- Garis Trendline: Miring ke kanan: Sifat hubungan positif.
- Markers/plot warna biru: membentuk garis lurus yang sempit: hubungan sangat erat.
- R2 = 0,6845: nilai regresi (kuadrat dari r pearson) = 0,6845.
- Y=0,7541+14,872: nilai ujian dapat diprediksi sebesar 0,7541 kali nilai IQ ditambah konstan sebesar 14,872.
- Konstan = 14,872 artinya nilai ujian, tanpa dipengaruhi IQ dapat berubah sebesar +14,872.
Dengan demikian, telah dijelaskan cara melakukan uji pearson dengan Excel menggunakan 2 cara, yaitu dengan cara formula dan cara scatter diagram uji pearson.