Membuat Scatter Diagram dan Interpretasinya

Membuat Scatter Diagram dan Interpretasinya

Dalam analisis data, scatter diagram adalah salah satu jenis diagram yang paling populer digunakan untuk menunjukkan hubungan antara dua variabel. Diagram ini berupa garis lurus yang merepresentasikan nilai variabel dependent (Y) terhadap nilai variabel independent (X). Berikut langkah-langkah membuat scatter diagram:

1. Membuat Sumbu X dan Y

Gambarkan garis lurus horizontal untuk sumbu X, lalu mulai dari bagian kiri sumbu X gambarkan garis lurus vertikal ke atas untuk sumbu Y.

2. Tentukan Nilai Tertinggi dan Terendah

Tentukan nilai tertinggi dan terendah masing-masing data. Skala antara nilai tertinggi dan terendah harus ditetapkan untuk masing-masing sumbu X dan Y.

3. Buat Titik-Titik Data

Ambil sepasang data variabel independent dan dependent. Cari lokasi nilai variabel independent pada sumbu X, lalu tarik lurus ke atas sampai pada lokasi nilai variabel dependent pada sumbu Y. Buat tanda titik koordinat pada lokasi kedua variabel tersebut bertemu, ulangi cara yang sama untuk semua data yang sudah dikumpulkan.

4. Lengkapi Informasi

Bubuhkan label yang diperlukan, contoh:

Judul diagram: Hubungan antara Masalah Painting dengan Tingkat Kekotoran
Judul sumbu X: Masalah Painting (K Unit)
Judul sumbu Y: Tingkat Kekotoran (K Unit)
Banyak data: n = 5
Periode: 1–10 Agustus 2011
Dibuat oleh: Eris

Cara Membaca Scatter Diagram

Ketika kita akan mengevaluasi scatter diagram, kita sebaiknya mempertimbangkan derajat korelasi beserta jenis-jenis korelasi yang sudah disimpulkan para ahli statistik seperti yang ditunjukkan pada Tabel 1 dan Tabel 2 di bawah ini.

Tabel 1. Derajat Korelasi

Pola Scatter Diagram Derajat Korelasi Artinya
Tidak Ada Tidak ada korelasi yang dapat dilihat. Variabel akibat (Y) tidak dipengaruhi oleh variabel penyebab (X) yang sedang dikaji.
Lemah Korelasi samar terlihat. Mungkin variabel penyebab (X) mempengaruhi variabel akibat (Y), tetapi tingkat pengaruhnya masih diragukan. Ada variabel X lain yang perlu dianalisis atau ada variasi signifikan di dalam variabel X tersebut.
Kuat Sebaran titik-titik mengelompok dalam bentuk linier yang jelas. Kemungkinan variabel penyebab (X) mempengaruhi langsung variabel akibat (Y). Oleh karena itu, setiap perubahan pada X akan memprediksi perubahan pada Y.
Sempurna Sebaran titik-titik jatuh pada sebuah garis lurus. Jika bentuknya seperti ini, dengan nilai variabel penyebab (X) tertentu kita dapat memprediksi secara pasti berapa nilai variabel akibat (Y).

Tabel 2. Jenis-Jenis Korelasi

Pola Scatter Diagram Jenis Korelasi Artinya
Positif Peningkatan nilai variabel penyebab (X) menghasilkan peningkatan nilai variabel akibat (Y)
Negatif Peningkatan nilai variabel penyebab (X) menghasilkan penurunan nilai variabel akibat (Y)
Nonlinier Berbentuk kurva U atau S. Perubahan nilai variabel penyebab (X) menghasilkan perubahan nilai variabel akibat (Y) yang berbeda, tergantung posisi pada kurva.

Dalam contoh scatter diagram di atas, karena jumlah pasangan data sedikit (n=5), scatter diagram tersebut belum secara jelas menunjukkan derajat dan jenis korelasi. Itulah kenapa para ahlinya statistik menyarankan pengumpulan data minimal 10-20 datapoint sebelum dapat membuat kesimpulan tentang hubungan antara dua variabel.

Sumber: [1]