Diagram skalar adalah salah satu jenis visualisasi data yang menunjukkan hubungan antara dua variabel numerik. Setiap anggota dataset ditampilkan sebagai titik dengan koordinat x-y yang terkait dengan nilai kedua variabel tersebut.
Dalam artikel ini, kita akan membahas tipe-tipe korelasi diagram skalar dan bagaimana mereka dapat menunjukkan hubungan antara dua variabel numerik.
Korelasi Positif, Negatif, atau Tidak Ada
Sebuah diagram skalar yang berbentuk V dapat memiliki korelasi positif, negatif, atau tidak ada. Jika diagram skalar itu simetris sempurna, maka tidak akan ada korelasi linear. Namun, jika diagram skalar tersebut simetris namun tidak sempurna, maka diharapkan tidak ada korelasi linear.
Sebuah diagram skalar yang berbentuk O dapat memiliki korelasi positif, negatif, atau tidak ada. Jika diagram skalar itu simetris sempurna, maka tidak akan ada korelasi. Namun, dalam kehidupan nyata, diagram skalar seperti ini sangat jarang terjadi.
Korelasi dari Bentuk Diagram Skalar
Sebuah diagram skalar yang berbentuk X dapat memiliki korelasi negatif atau positif. Jika semua titik berada pada garis lurus vertikal, maka akan ada korelasi perfect negatif atau positif.
Penyebab Korelasi Tidak Linear
Korelasi tidak linear terjadi ketika data tidak menunjukkan tendensi "naik ke lereng" atau "turun ke lereng". Jika data terkumpul di satu sudut, maka tidak akan ada korelasi linear.
Identifikasi Korelasi Tidak Linear
Korelasi tidak linear dapat diidentifikasi dengan melihat distribusi titik-titik secara keseluruhan. Jika titik-titik tersebar tanpa pola yang jelas, maka diharapkan tidak ada korelasi.
Contoh Korelasi Diagram Skalar
Misalnya, jika data berisi jumlah hujan dan jumlah payung yang terjual, maka kita dapat membuat diagram skalar dengan nilai hujan sebagai variabel x dan nilai payung sebagai variabel y. Kita dapat menunjukkan bahwa diagram skalar tersebut memiliki korelasi positif, karena orang biasanya membeli lebih banyak payung ketika hujan meningkat.
Membuat Diagram Skalar
Untuk membuat diagram skalar, kita perlu memiliki data yang terkait dengan dua variabel numerik. Kita dapat menggunakan tabel atau grafik untuk menunjukkan hubungan antara dua variabel tersebut. Contohnya, jika kita ingin membuat diagram skalar untuk data Emmy yang berisi tinggi dan berat badan, maka kita dapat memplot nilai tinggi pada sumbu y dan nilai berat badan pada sumbu x.
Dalam kesimpulan, tipe-tipe korelasi diagram skalar terdiri dari korelasi positif, negatif, atau tidak ada. Korelasi tidak linear terjadi ketika data tidak menunjukkan tendensi "naik ke lereng" atau "turun ke lereng". Identifikasi korelasi tidak linear dapat dilakukan dengan melihat distribusi titik-titik secara keseluruhan.