Dalam beberapa tahun terakhir, biopharmaceutical industry telah mengalami kemajuan dalam pengembangan terapi antibody. Meskipun demikian, terapi antibody dapat menyebabkan efek samping lainnya karena antibodi tersebut dapat berikat pada protein yang tidak diawali sebagai target. Oleh karena itu, penting untuk memiliki alat bantu yang efektif untuk mengevaluasi keterkaitan antibodi dan identifikasi protein yang berpotensi menyerang.
Dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan kesadaran tentang masalah ini, Biotechnology Innovation Organization (BIO) telah menginisiasi grup kerja "Targeted Cellular Reactivity" (TCR 2.0 Task Force). Grup kerja ini terdiri atas anggota BIO yang bekerja sebagai sumber daya untuk anggota BIO dan staf BIO dengan mengidentifikasi dan merespons masalah ilmiah dan reguler terkait evaluasi keselamatan preklinis produk biopharmaceutical.
Pada Oktober 2018, grup kerja TCR 2.0 Task Force telah menyebar soal kuesioner kepada anggota BIO. Kuesioner tersebut terdiri atas tiga kategori: pengalaman menggunakan teknik IHC (Immunohistochemistry) untuk evaluasi keterkaitan antibodi dari tahun 2008 hingga 2018, penggunaan metode alternatif untuk inquiry protein interaksi yang target, dan penggunaan metode alternatif untuk screening protein yang berpotensi menyerang.
Beberapa soal kuesioner tersebut memberikan kesempatan bagi responden untuk mengembangkan jawaban lebih lanjut pada topik tertentu. Hasil survei tersebut telah membantu memahami praktik dan pendekatan yang digunakan oleh industri biopharmaceutical dalam evaluasi keterkaitan antibodi dan identifikasi protein yang berpotensi menyerang.
Dalam artikel ini, kita akan membahas hasil survei TCR 2.0 Task Force dan bagaimana industri biopharmaceutical dapat menggunakan teknologi IHC untuk evaluasi keterkaitan antibodi dan identifikasi protein yang berpotensi menyerang.
Diskusi
Antibodi monoklonal telah menjadi terapi yang efektif dalam menghadapi penyakit-penyakit, seperti cancer dan autoimune disease. Namun, antibodi tersebut juga dapat menyebabkan efek samping lainnya karena antibodi tersebut dapat berikat pada protein yang tidak diawali sebagai target. Oleh karena itu, penting untuk memiliki alat bantu yang efektif untuk mengevaluasi keterkaitan antibodi dan identifikasi protein yang berpotensi menyerang.
Beberapa teknologi telah dikembangkan untuk evaluasi keterkaitan antibodi, seperti immunohistochemistry (IHC) dan proteomics. IHC adalah teknik yang digunakan untuk mendeteksi antigen dalam jaringan dengan menggunakan antibodi spesifik. Proteomics, pada sisi lainnya, adalah teknik yang digunakan untuk mengidentifikasi protein yang terkait dengan penyakit-penyakit.
Penggunaan teknologi IHC telah menjadi lebih populer dalam beberapa tahun terakhir karena teknik ini dapat membantu meningkatkan kemampuan evaluasi keterkaitan antibodi dan identifikasi protein yang berpotensi menyerang. Namun, penggunaan teknologi IHC juga memiliki beberapa batasan, seperti sensitivitas dan spesifisitas.
Dalam artikel ini, kita akan membahas hasil survei TCR 2.0 Task Force dan bagaimana industri biopharmaceutical dapat menggunakan teknologi IHC untuk evaluasi keterkaitan antibodi dan identifikasi protein yang berpotensi menyerang. Kita juga akan membahas beberapa batasan dari penggunaan teknologi IHC dan bagaimana industri biopharmaceutical dapat meningkatkan kemampuan evaluasi keterkaitan antibodi dengan menggunakan teknologi IHC.
Kesimpulan
Penggunaan teknologi IHC untuk evaluasi keterkaitan antibodi dan identifikasi protein yang berpotensi menyerang adalah penting dalam industri biopharmaceutical. Hasil survei TCR 2.0 Task Force membantu memahami praktik dan pendekatan yang digunakan oleh industri biopharmaceutical dalam evaluasi keterkaitan antibodi dan identifikasi protein yang berpotensi menyerang.
Dengan menggunakan teknologi IHC, industri biopharmaceutical dapat meningkatkan kemampuan evaluasi keterkaitan antibodi dan identifikasi protein yang berpotensi menyerang. Namun, penggunaan teknologi IHC juga memiliki beberapa batasan, seperti sensitivitas dan spesifisitas.
Oleh karena itu, penting untuk menggunakan teknologi IHC secara efektif dan bijaksana dalam evaluasi keterkaitan antibodi dan identifikasi protein yang berpotensi menyerang.